Jadi mata kuliah untuk program D1 dan D3 dilebur ke dalam prodi D4?
Kelemahan dari lulusan kami adalah mereka kurang berpikir komprehensif karena kemampuan teknisnya lebih mendalam. Kita self critic di masa lalu. Misalnya basic ilmu ekonominya kurang kuat, di masa lalu juga ada kritik kok peraturannya rumit dan sebagainya. Kita mau perkuat kemampuan berpikir secara hukum supaya sistematis.
Kita juga berharap di depan karena issue kita dalam mengambil kebijakan berbasis data, kita perkuat kemampuan melakukan analisis data. Bukan kemampuan teknis tidak penting, penting juga. Tapi ada yang lebih mendasar lagi yang kita lengkapi ke mereka. Terutama penting lagi karakter. PNS itu ya nomor satu adalah melayani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak bisa mereka PNS lalu merasa jadi ambtenaar yang merasa dihormati. Semua yang PKN STAN hasilkan adalah yang melayani. Makanya selama di kampus kami arahkan kegiatan ekstrakurikuler membantu UMKM supaya dapat kredit. Kita ingin mereka punya sense melayani dengan cara terjun ke masyarakat.
Itu sebabnya asrama hanya satu tahun saja supaya mereka juga bisa merasakan situasi dinamika denyut masyarakat. Namun harus diakui membangun mereka yang berintegritas. Mayoritas mungkin berintegritas, tapi kalau ada sedikit saja yang salah motivasi tadi itu kan dampaknya luar biasa. Itu yang dari awal kita coba pastikan. Anda niatnya lurus nggak masuk sini. Jangan nanti perilakunya negatif dan tidak bermanfaat.
Begitu misalnya dipindah ke tempat lain jadi marah dan kecewa. Sudah lupa waktu sekolah dibiayai negara. Kalau untuk kepentingan negara siap ditempatkan di mana pun.
Pembenahan tersebut ada kaitannya dengan sejumlah kasus hukum yang menimpa pegawai di dua instansi (DJP dan BC)?
Kalau berkaitan langsung tidak. Waktu kita memutuskan ini ada megatrend yang mengatakan PKN STAN kalau masih begini lulusannya usang. Itu issue pertama. Lalu dalam prosesnya kami memang mendalami masalah karakter itu lengkap.
Bahan-bahan itu lengkap dari Biro SDM, Itjen, dan sebagainya masuk ke kami. Cerita tentang perilaku yang positif dan negatif. Itu kita lihat. Makanya saya katakan secara tidak langsung mungkin iya. Karena ada mereka yang berperilaku menyimpang.
Dengan dihapusnya beberapa jurusan ini, apakah ada kekecewaan dari calon mahasiswa baru?
Sulit untuk kami ukur karena kami juga melakukan perubahan besar pada proses seleksi. Kami akhirnya putuskan pakai UTBK, ada batas minimal nilai. Selama 2 tahun terakhir hampir 40 ribu yang mendaftar.
Sebelumnya, saat kami pakai sistem tes sendiri, ada 130 ribu pendaftar. Adanya penurunan ini karena itu (hilangnya beberapa jurusan) atau karena sistem tesnya, kami tidak bisa memastikan. Tapi yang pasti kami bisa mendapatkan orang-orang yang lebih pas.
Kita kan mengadakan tes yang namanya unsur lucky ya bisa saja. Apalagi kamu bukan LTMPT yang pengalamannya luar biasa. Kedua, kami juga bersyukur ada SKD. SKD itu saringan kedua yang kami lulus di atas 90 persen. Jadi kalau mereka sekadar lulus (saringan pertama) mereka harus terbaik juga di SKD. Harapannya kami dapat orang yang memang "tidak beruntung".
Motivasi yang salah itu menimbulkan kepusingan tersendiri di kami. Karena mereka melakukan berbagai cara. Ada yang namanya perjokian. Bahkan di masa lalu mereka (peserta tes) menyelundupkan alat-alat di mohon maaf ya di bagian paling rahasia di tubuhnya. Masak sih kita ingin dari awal punggawa keuangan negara caranya curang.
Kecurangan itu karena ada motivasi yang salah. Terus terang saja kami lihat jangan-jangan mereka mati-matian dan sampai menghabiskan uang ratusan juta. Kita suka dapat surat keluhan dari orang tua, saya sudah bayar puluhan juta di bimbel ini terus kok nggak masuk. Nah kita bingung juga.
Mau tahu apa saja jurusan favorit di PKN STAN? Klik halaman selanjutnya >>>