Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam membuka program Pejuang Muda Kampus Merdeka.
Program Pejuang Muda adalah laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret. Program ini diluncurkan oleh Kemensos, Kemendikbud Ristek, dan Ketua Komisi VIII DPR RI, Jumat (17/9).
"Ide awal dari program pejuang muda di antaranya karena saat itu banyak keluhan terhadap data tentang BPS tentang data kemiskinan yang ada di Kementerian Sosial. Kemudian dengan izin Kemdikbud kita akan mengajak perguruan tinggi untuk ikut bergabung dalam program perbaikan data kemiskinan ini," kata Menteri Sosial RI, Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T. dalam peluncuran program Pejuang Muda via Youtube Kemensos RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bagian dari Program Kampus Merdeka Kemdikbud Ristek, program pejuang muda (https://www.detik.com/tag/pejuang-muda) ini menjadi bagian dari pembelajaran mahasiswa karena setara dengan 20 SKS (1 semester perkuliahan).
Dengan adanya bobot akademis dan waktu yang panjang tersebut, menurut Risma perlu dimanfaatkan mahasiswa sebagai ruang belajar dan ekspresi untuk membuat perubahan sosial.
"Melalui program yang setara dengan 20 sks ini, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari masyarakat secara langsung sekali berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah," tutur Risma.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan Program Pejuang Muda yang menjadi bagian dari Kampus Merdeka untuk mengasah kemampuan mahasiswa di luar kelas.
"Sejak diluncurkan awal tahun lalu, kampus merdeka menjadi jawaban atas kebuntuan pendidikan selama ini yang hanya berpusat pada pembelajaran di kelas. Kita memberi kesempatan kepada mahasiswa selama 2 semester untuk belajar di luar kampus untuk mengasah kemampuan bersosialisasi dan memberi kontribusi nyata," terang Nadiem.
Menurut Nadiem, program Pejuang Muda akan cocok dengan mahasiswa karena seluruh full cycle daripada pemecahan permasalah ada dalam program.
Mulai dari identifikasi problem, melihat isu lokal yang ada di dalam daerah, hingga merekomendasikan rencana serta mengimplementasikan rencana itu.
"Ini bukan hanya program bantuan sosial, ini adalah social empowerment dan social entrepreneurship. Jadi mahasiswa akan menjadi dan membangun startup-startup sosial bukan untuk bisnis tapi untuk dampak sosial. Artinya mahasiswa akan membangun sebuah program untuk mengembangkan sosial di daerah," imbuhnya.
Terjamin 20 SKS sebagai pengganti mata kuliah dalam satu semester >>>