Menjaga kesehatan gigi penting dilakukan tiap saat, termasuk saat ada yang mati atau terinfeksi. Gigi mati yang tidak segera ditangani dapat membahayakan kesehatan rongga mulut hingga wajah.
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) drg Anna Muryani, Sp KG(K) mengatakan, gigi mati yang dibiarkan dapat menyebabkan infeksi sinus. Bila berlanjut bisa mengakibatkan perubahan bentuk wajah.
"Bisa menyebabkan infeksi sampai ke atas, ke hidung," kata Anna dikutip dari laman Unpad, Sabtu (24/7/2021), pada Webinar Series Pengabdian Kepada Masyarakat FKG Unpad Seri 1 Kenapa Gigi yang Terinfeksi/Mati Harus Dirawat Saluran Akar?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sinus adalah rongga rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di tulang tengkorak. Sinus juga terdapat pada kedua sisi batang hidung. Selain infeksi sinus, gigi mati yang tidak ditangani dapat menyebabkan nanah melebar.
Infeksi bahkan bisa mengakibatkan bentuk muka asimetris. Dampak negatif lain yang muncul di antaranya gusi bengkak, kehilangan tulang, lubang gigi semakin besar, dan iritasi jaringan lunak. Gigi mati sebetulnya tak bahaya bila segera ditangani.
Dengan penjelasan ini, apa yang harus dilakukan jika mengalami gigi mati?
Dokter Anna menyarankan segera ke dokter jika mengalami infeksi atau ada gigi yang mati. Dokter gigi akan menilai kesehatan gigi pasien dan menyarankan bentuk terapi yang tepat. Hasilnya gangguan cepat diatasi tanpa sempat menyebar jauh.
Untuk gigi mati, salah satu penanganan yang dapat dilakukan dokter adalah melalui perawatan saluran akar. Perawatan metode ini dapat dilakukan tanpa perlu mencabut gigi. Metode ini bisa mencegah pergeseran posisi gigi.
"Sekarang, dengan perkembangan ilmu dan teknologi kita bisa merawat gigi ini diawetkan, sehingga tidak harus dicabut," kata Anna.
Perawatan saluran akar dilakukan agar organ ini kembali bersih atau steril. Setelah saluran steril, dokter dapat melakukan perawatan lebih lanjut seperti menambal atau membuat jaket gigi. Hasilnya rongga mulut kembali sehat.
Selain perawatan saluran akar, gigi mati juga dapat ditangani dengan cara dicabut. Bila menggunakan metode ini, disarankan untuk memasang gigi tiruan agar tidak menimbulkan efek buruk, seperti perubahan posisi gigi atau drifting.
Pasalnya, gigi tiruan tidak mampu menggantikan kondisi gigi asli. Perbedaan gigi palsu dan asli dapat dirasakan saat mengunyah makanan. Orang yang menggunakan gigi tiruan akan merasakan sensasi yang berbeda saat mengunyah dibandingkan dengan gigi asli.
"Makanya pengawetan gigi atau merawat gigi agar saluran akarnya menjadi bersih kembali, abses atau nanahnya menghilang, itu sekarang berkembang sangat pesat," kata dokter Anna.
Perlu diketahui, gigi mati dicirikan dengan munculnya perubahan warna pada gigi, muncul lubang, dan rasa tidak nyaman di mulut. Gigi mati juga dapat mengakibatkan bau mulut, bengkak pada gusi, menimbulkan rasa sakit, dan gangguan kesehatan gigi yang lebih berbahaya jika tanpa penanganan.
(row/row)