Tahukah kamu kalau Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta punya hutan yang disebut dengan Hutan Biologi UGM. Pada tahun 1972, Hutan Biologi ini adalah kebun obat. Seiring berjalannya waktu hutan ini diubah menjadi kebun biologi.
Di dalam hutan ini juga mengkonservasi tanaman atau spesies-spesies yang terancam punah selain itu hutan ini juga menjadi habitat beberapa spesies hewan.
Sekitar 91 spesies tanaman tumbuh di dalam Hutan Biologi UGM ini. Seperti misalnya pohon asoka, pohon mundu, pohon meranti, pohon nagasari, dan pohon randu alas. "Paling besar adalah pohon meranti yang kanopinya cukup besar," ujar Humas Fakultas Biologi UGM, Sidiq Permana Putra pada detikEdu (30/04/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tanaman juga terdapat hewan ikonik bagi mahasiswa UGM. Seperti misalnya burung jenis lovebird kepala abu (Agapornis cana), yang menjadikan Hutan Biologi UGM sebagai habitat sementara.
"Karena burung tersebut burung migrasi, bukan aslinya di tempat situ. Mereka transit doang dalam satu bulan tertentu dan banyak berkumpul di Hutan Biologi UGM," ujar Sidiq. Selain burung ada juga ada ular, anjing, kucing, dan tikus.
Sedangkan untuk tanaman obat yang awalnya mendiami hutan tersebut sudah dipindahkan ke stasiun hutan penelitian lain. Hutan Biologi yang pengelolaannya di bawah Fakultas Biologi ini memiliki luas sekitar 1,6 hektare. Terletak di sebelah barat Fakultas Biologi UGM.
Selain Hutan Biologi, UGM juga punya hutan di bawah pengelolaan Fakultas Kehutanan. Sidiq mengungkapkan kedua hutan ini punya perbedaan terutama pada tumbuhannya.
"Kalau di fakultas kehutanan kan memang sengaja ditanam dan ditata menjadi hutan buatan. Kalau di fakultas biologi memang secara alami apa yang tumbuh di situ kita besarkan dan dijaga seperti itu," kata Sidiq.
Lalu bagaimana perawatan hutan tersebut? Sidiq yang juga dosen Fakultas Biologi UGM mengungkapkan untuk musim penghujan dilakukan pemeriksaan rutin pada tanaman-tanaman yang rawan untuk roboh atau gampang tertiup angin.
Biasanya dilakukan pruning atau pengurangan dahan daun pohon tersebut. Sementara di setiap musim kemarau melakukan penyiraman di beberapa tanaman yang memang membutuhkan air.
Hutan Biologi UGM ini sangat berguna sebagai tempat praktikum para mahasiswa yang sering digunakan adalah laboratorium ekologi dan konservasi.Tempat ini juga dijadikan tempat penelitian bagi mahasiswa yang nelakukan tugas akhir seperti skripsi dan tesis.
"Selain itu kami juga menerima kunjungan dari umum baik itu siswa SMP, SMA atau bahkan dari kelompok masyarakat lainnya bisa langsung menghubungi kami. Mau masuk ke Hutan Biologi UGM seperti apa, mau melihat koleksi kita seperti apa, kita persilahkan. Jadi selain untuk edukasi juga untuk wisata," kata Sidiq.
(pal/pal)