Jakarta - Prilly Latuconsina bersama Konservasi Indonesia memasang tagging hiu paus di wilayah Teluk Saleh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Foto Edu
Prilly Latuconsina & Konservasi Indonesia Tagging Hiu Paus di NTB

Usai dinobatkan sebagai Kawan Hiu Paus pada akhir Agustus lalu, aktris Prilly Latuconsina bersama organisasi berbasis sains, Konservasi Indonesia menindaklanjuti kerja sama keduanya. Ia mendapatkan pengalaman untuk ikut melakukan pemasangan penanda satelit (satellite tag) pada seekor hiu paus yang kemudian dilabeli dengan namanya. Foto: Konservasi Indonesia
Pemasangan penanda satelit pada satwa laut dilindungi berstatus terancam punah (endangered) ini dilakukan di Wilayah Teluk Saleh, Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Wilayah ini juga akan menjadi konservasi perairan pertama berbasis spesies, khususnya hiu paus. Foto: Konservasi Indonesia
Prilly menceritakan ini adalah pengalaman pertamanya. Meskipun ia sudah pernah beberapa kali menyelam sambil bermain dengan hiu paus, ini adalah kali pertama perempuan berdarah Ambon-Sunda itu untuk bisa menyentuh hiu paus bernama dirinya. "Tegang karena biasanya ketika diving saya harus berjarak beberapa meter dari hiu paus, dan kali ini saya menyentuh dan memasangkan alat langsung di sirip ikan raksasa itu,β ujar Prilly.Β Foto: Konservasi Indonesia
Bersamaan dengan pemasangan penanda satelit, Konservasi Indoensia dan berbagai peneliti dari pihak daerah ataupun universitas melakukan ekspedisi Teluk Saleh. Ekspedisi ini mengungkap tingginya keanekaragaman ikan karang di Teluk Saleh, dengan 560 spesies yang teramati, beberapa di antaranya berpotensi sebagai spesies baru. Seperti Spotted moray eel yang sebelumnya hanya ditemukan di area Jepang hingga utara Australia. Foto: Konservasi Indonesia
Melalui Baited Remote Underwater Video System (BRUVS) yang dioperasikan selama 3,600 menit pengamatan, para peneliti hanya mendapati beberapa predator di kawasan ini yang di antaranya meliputi blacktip reef shark, bluespotted ribbontail ray, giant moray eel dan spotted moray eel (Gymnothorax isingteena). Foto: Konservasi Indonesia
Selain itu juga ditemukan terumbu karang mesofotik di kedalaman lebih dari 30 meter. Temuan ini menunjukkan peran penting ekosistem tersebut sebagai tempat berlindung biota dari ancaman lokal dan global, termasuk kenaikan suhu laut. Namun, hingga saat ini, ekosistem terumbu karang mesofotik masih kurang dieksplorasi. Foto: Konservasi Indonesia