Pernah DO dari Oxford, Ini Kisah Sukses Mustafa Suleyman Jadi Bos Microsoft AI

ADVERTISEMENT

Pernah DO dari Oxford, Ini Kisah Sukses Mustafa Suleyman Jadi Bos Microsoft AI

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 15 Des 2025 19:00 WIB
Pernah DO dari Oxford, Ini Kisah Sukses Mustafa Suleyman Jadi Bos Microsoft AI
Foto: Mustafa Suleyman, Salah Satu Pendiri Inflection ai & DeepMind, saat berbicara di Squawk Box CNBC Internasional pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pada 17 Januari 2024. (CNBC Internasional/Adam Galici)
Jakarta -

Mendengar kata 'Microsoft', detikers mungkin sudah tidak asing. Perusahaan yang didirikan Bill Gates ini amat dikenal di seluruh dunia karena produknya yang menunjang kerja para pelajar hingga pekerja.

Perusahaan ini semakin melesat ditambah karena mengembangkan produk Microsoft AI (artificial intelligence). Di balik inovasi Microsoft AI, sosok Mustafa Suleyman menjadi salah satu orang yang punya andil besar dalam perkembangannya.

Ia adalah Chief Excecutive Officer (CEO) Mircosoft AI yang baru bergabung pada 2024 lalu. Ia juga dikenal sebagai pendiri DeepMind.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Drop Out dari Universitas Oxford

Walau lebih banyak kesuksesan yang menyorot dirinya, rupanya Suleyman sempat mengalami kegagalan saat kuliah. Mengutip Times of India, Suleyman pernah drop out (DO) dari Universitas Oxford.

ADVERTISEMENT

Di sana ia sempat belajar di Mansfield College, Universitas Oxford. Suleyman mengambil pendidiakan filsafat, politik, dan ekonomi.

Namun, di tengah kuliahnya pandangan Suleyman tidak lagi selaras dengan sistem pendidikan di kampus. Ia lebih menyukai langsung terlibat dalam dunia nyata daripada sekadar teori.

Akhirnya Suleyman meninggalkan kuliahnya atau drop out dari Oxford. Hal tersebut menurutnya bukanlah pemberontakan, tetapi sebuah pilihan

Masa Remaja Dipenuhi Rasa Penasaran

Suleyman kecil memang dikenal sosok yang skeptis. Ia sudah memikirkan bagaimana masyarakat bekerja.

Suleyman mendirikan sebuah komunitas Muslim Youth Helpline saat masih remaja. Di sana, ia menghimpun anak muda yang membutuhkan orang lain saat kesusahan.

Pengalaman dari komunitas tersebut memberitahunya bagaimana kompleksitas kesehatan mental dan dukungan komunitas.

Dirikan Perusahaan-perusahaan AI

Singkat cerita, Suleyman kemudian memulai kariernya sebagai pertugas hak asasi manusia untuk Walikota London saat itu, Ken Livingstone. Ia juga membantu mendirikan Reos Partners, perusahaan yang bermitra dengan banyak organisasi internasional dan pemerintah.

Pengalaman tersebut membuatnya belajar tentang banyak hal. Mulai dari sistem dan cara menyatukan orang-orang dalam sebuah organisasi.

Pada 2010, Suleyman memutuskan mendirikan DeepMind. Tak sendiri, ia bersama peneliti Shane Legg dan Hassabis.

Perusahaan ini meroket dan banyak dilirik investor. Pada 2014, DeepMind diakuisisi Google. Suleyman tetap hadir bertugas untuk menerapkan model AI supaya teknologinya semakin canggih.

Namun, karena segelintir alasan ia mundur dari DeepMind dan bergabung dengan Google. Di sana ia bertugas mengurusi kebijakan Google.

Pada 2022, Suleyman meninggalkan Google dan mendikan Inflection AI bersama Reid Hoffman. Di perusahaan baru tersebut, ia masih mengembangkan AI.

Hingga pada 2024, kariernya terus meroket dengan didapuknya ia sebagai CEO Microsoft AI. Itulah kisah Mustafa Suleyman.

Bagaimana detikers, apakah kisah Suleyman di atas menginspirasi kalian?




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads