Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah berkembang ke ranah berbagai industri. Survei McKinsey menunjukkan, 78 persen perusahaan atau organisasi di dunia sudah menggunakan AI.
Orang-orang di seluruh dunia telah mulai menggunakan AI dalam membantu pekerjaan mereka. Ini yang membuat AI menjadi tren tersendiri, terutama AI generatif.
Dengan AI generatif, orang bisa membuat konten sesuai keinginan berupa teks, gambar, video, hingga audio. Beberapa contoh aplikasi yang terkenal yaitu ChatGPT, DALL-E, hingga Google's Bard.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lembaga penyedia kursus online asal Amerika Serikat, Coursera, memprediksi tren-tren dalam dunia AI yang diprediksi akan populer atau menjadi pembahasan pada 2026. Apa saja?
6 Tren AI yang Diprediksi Akan Populer pada 2026
1. AI Generatif Lebih Meluas
Saat ini, mungkin belum sepenuhnya orang memanfaatkan AI generatif. Namun, Coursera memprediksi pada 2026, AI generatif akan semakin terintegrasi dalam banyak aplikasi sehingga bisa diandalkan lebih banyak orang.
Prospek ini didasarkan pada ChatGPT dan chatbot AI lain yang tren pada 2025 serta banyak diadopsi banyak pekerja. Ini menandakan semua orang mulai bisa mengakses kecanggihan AI untuk menunjang pengetahuan mereka.
Ke depan, diperkirakan penerapan AI akan meningkat dan secara efektif akan terus mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain, baik antara teman dan keluarga, pelanggan dan bisnis, maupun antara pemberi kerja dan pekerja.
2. Adopsi AI di Tempat Kerja
Karena perusahaan mulai mengadopsi AI, maka para pekerja mulai menyesuaikan kebutuhan yang ada. Diprediksi, tahun depan akan semakin banyak pekerja yang menggunakan bantuan AI untuk menunjang efektivitas dan produktivitas kerja.
Dengan AI, tugas-tugas harian yang berulang bisa tersusun lebih cepat. Alih-alih takut pekerjaan hilang akibat meluasnya AI, pekerja bisa terus meningkatkan keterampilan bidang AI agar banyak dibutuhkan perusahaan.
Dengan keterampilan AI, perusahaan akan membutuhkan pekerja untuk fokus pada kreativitas, kecerdasan emosional dan penilaian moral.
3. LLM Lebih Canggih
Saat ini, model bahasa besar atau LLM hanya memproses data teks. Namun, jenis AI multimodal ini bisa menangkap informasi dari berbagai jenis data, seperti audio, video, dan gambar.
Jenis AI ini diprediksi akan semakin canggih dan berkembang pesat. Sebagai contoh, iPhone yang dulunya hanya memproses data dengan kualitas terbaik kini bahkan sudah bisa mengenali siapa dan objek apa yang ada di foto karena dapat memproses gambar, teks metadata, dan data pencarian.
Dengan AI multimodal, perusahaan bisa menganalisis lebih banyak jenis data dan memberikan wawasan berharga untuk mendorong pengambilan keputusan yang lebih strategis demi kemajuan.
4. AI dalam Penelitian Ilmiah dan Bidang Kesehatan
Tidak hanya di dunia bisnis, AI diprediksi akan semakin membantu bidang lain seperti sains dan layanan kesehatan. Pada 2025, ada berbagai terobosan AI yang bisa membantu para ilmuwan untuk mempercepat penemuan yang potensial.
Sementara chatbot juga dikembangkan di bidang lain seperti pertanian hingga kesehatan. Tujuannya agar bisa membantu petani mengidentifikasi gulma dan tenaga medis mendiagnosis pasien.
Meski akurasi masih terus ditingkatkan, tapi kemajuan ini mendukung efektivitas.
5. Teknologi Berkelanjutan
Menurut laporan Forbes, pada 2025, keberlanjutan sudah dimasukkan ke dalam strategi teknologi perusahaan. Nantinya, semua perusahaan besar wajib menyiapkan laporan keberlanjutan terperinci yang membahas dampak lingkungan mereka dan langkah-langkah yang mereka ambil untuk memperbaikinya.
Perusahaan merespons hal ini dengan mengadopsi prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak ramah lingkungan untuk efisiensi karbon dan mengadopsi AI untuk memantau aktivitas mereka. Pada 2026, diprediksi akan ada strategi "hijau sejak awal", yang mencerminkan integrasi keberlanjutan ke dalam DNA perusahaan.
6. Regulasi AI akan Semakin Ketat
Karena AI sudah mulai digunakan dalam beberapa tahun terakhir, maka celah-celahnya mulai terlihat. Hal ini membuat penyedia jasa AI melakukan mitigasi untuk memastikan AI bisa digunakan dengan aman dan etis.
Pada Maret 2024, Uni Eropa membahas rancangan undang-undang (RUU) AI komprehensif yang penting, yang dirancang untuk mengatur AI dan mengatasi kekhawatiran konsumen. Beberapa negara juga sudah mulai mengatur pengawasan penggunaan AI.
Sebab, jika AI tidak diatur, manipulasi data, misinformasi, bias, dan risiko privasi dapat muncul dan menimbulkan risiko sosial yang lebih besar. Misalnya, perangkat dapat rentan terhadap diskriminasi atau risiko hukum jika AI tidak mengumpulkan data yang mewakili suatu populasi.
(faz/nwk)











































