Sebanyak 160 peserta Magang Nasional Batch 2 2025 resmi menjadi #anakdetik. Onboarding peserta Magang Hub Batch 2 ini digelar secara hybrid pada Senin (24/11/2025).
Human Capital Section Head detikcom Nanang Supriyatna mengatakan para peserta angkatan kedua Magang Nasional 2025 ini terpilih dari sekitar 1.900 pendaftar. Sekitar 1.300 pendaftar di antaranya melanjutkan proses seleksi berupa tes psikologi dan assignment.
Sebanyak 500 peserta seleksi kemudian terjaring untuk menjalani wawancara bersama user. Dari seleksi interview, terpilih 160 peserta Magang Nasional Batch 2 2025 di kantor detikcom Jakarta dan regional, yakni detikJabar, detikJogja, detikSolo, detikSurabaya, detikJatim, detikBali, detikSulsel, detikSumbagsel, dan detikSumut.
"110 orang untuk penempatan di Jakarta, 50 orang penempatan di regional, ada di tujuh kota yang kita miliki," ucapnya pada detikEdu.
Jaring Teman Tuli
Pada Magang Nasional angkatan kedua, Nanang mengatakan, detikcom kembali merekrut teman tuli. Callan Rahmadyvi Triyunanto, teman tuli lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) akan bertugas sebagai jurnalis di kanal edukasi detikcom, detikEdu.
Seperti halnya peserta yang lain, ia juga menjalani tes psikologi, assignment, dan online interview dengan memanfaatkan fitur closed caption (CC) atau subtitle otomatis di Google Meet. Nanang mengatakan, hasil seleksi membuktikan ia dapat menjalankan fungsi sebagai jurnalis.
"Karena sebenarnya ada fungsi penulisan dalam pekerjaan jurnalistik, dan kami percaya ketika pada proses seleksinya, dia bisa melakukan hal itu, meriset tulisan, menulis, segala macamnya. Dan hasilnya cukup oke buat kami, jadi kenapa nggak kita terima?" jelasnya.
Sebelumnya saat masih menempuh perkuliahan, Callan juga sempat menjadi peserta Magang Merdeka x Transmedia di detikcom 2024 di detikEdu. Berbeda dari semasa MSIB, peserta Magang Nasional yang notabene sudah lulus kuliah dan merupakan fresh graduate diharapkan dapat menjadi profesional di bidang masing-masing usai magang dan pendekatan on-job training.
"Beda dengan mahasiswa yang belajar bekerja. Ini adalah mereka yang benar-benar bekerja," ujarnya.
"Ini adalah satu jembatan untuk mereka memilih karir setelah ini. Harapannya adalah saat mereka selesai, kemudian ada kebutuhan, mereka bisa di-hire oleh detikcom. Atau kalau tidak, mereka bisa apply, bekerja, di tempat lain, dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Saya percaya ketika mereka sudah magang di detikcom, mereka cukup kompeten untuk bisa bekerja di tempat lain," ucapnya.
Si #anakdetik Ikut Magang Hub
Callan semula merampungkan Magang Merdeka atau MSIB di detik pada pertengahan 2024. Pada tahun yang sama, ia diganjar Anugerah Diktisaintek 2024 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada kategori Anugerah Pembelajaran Kemahasiswaan (Belmawa) untuk program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) sebagai Mahasiswa dengan Kontribusi MSIB Terbaik.
"Jujur, ini menjadi salah satu pencapaian yang membuat saya semakin bersemangat untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi penyandang disabilitas," katanya di sela Onboarding.
Usai magang, ia juga didapuk sebagai pembicara pada kegiatan Rolls-Royce. Di hadapan para karyawan, ia membawakan materi tentang bahasa isyarat dan pelatihan dasar bahasa isyarat.
Pada 2025, ia juga menjadi pembicara pada kegiatan ParagonCorp untuk menjelaskan topik disability awareness, khususnya terhadap teman tuli.
Di sela kesibukan merampungkan perkuliahan, Callan juga mengisi sesi-sesi belajar bahasa isyarat bersama, mulai dari abjad hingga perkenalan diri. Ia juga berbagi ilmu di kota tempat ia studi, melalui kegiatan yang digelar Kakang Mbakyu Kota Malang dan Komunitas Teman Manusia Malang.
Dengan pencapaiannya tersebut, ia kali ini memilih ikut program Magang Nasional dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Menurutnya, Magang Hub dapat memberi peluang besar bagi fresh graduate, termasuk disabilitas.
"Awalnya saya tidak tahu apakah program ini benar-benar bisa membuka kesempatan yang setara bagi disabilitas. Tapi, justru karena itu, saya berani memilih dan ikut," ucapnya.
"Saya berharap kehadiran saya sebagai peserta pemagangan disabilitas bisa membuka peluang untuk teman-teman disabilitas lainnya, sekaligus memberi kesempatan bagi mitra program MagangHub untuk semakin inklusif dalam menerima disabilitas. Saya percaya semua masyarakat punya kesempatan yang setara," ucapnya.
Kenapa Teman Tuli Pilih Jadi Jurnalis?
Pendiri platform belajar bahasa isyarat daring Kelas Isyarat ini tak menampik keterlibatan teman tuli masih relatif belum banyak dan baru pada peran jurnalis. Kendati demikian, hal ini justru menantangnya untuk mencoba.
Callan sendiri menekuni bidang ini sejak semester 1 di Departemen Ilmu Komunikasi UB. Ia juga pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik pada 2022 dan 2024.
Selama dua periode tersebut, ia membimbing sekitar 40 mahasiswa Beberapa di antaranya kini telah menjadi jurnalis. Pengalaman itu membuatnya kian yakin bahwa ia mampu berkontribusi dalam proses pembelajaran sekaligus mendorong lahirnya calon jurnalis.
"Saya percaya profesi jurnalis ini bisa membuka ruang yang lebih inklusif, atau yang bisa kita sebut jurnalisme inklusif," tegasnya.
Simak Video "Video: Magang Nasional Bergaji UMR Segera Dibuka, Catat Tanggalnya!"
(twu/nwk)