Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengeluarkan kebijakan filter konten berbahaya untuk pelajar. Pembatasan ini dimulai pada Januari 2026.
Kebijakan ini merupakan langkah susulan setelah peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta beberapa waktu lalu. Pemprov DKI akan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memperkuat verifikasi usia dan filter konten berbahaya di platform populer seperti TikTok, Instagram, serta TikTok.
Apa Saja yang Diifilter?
Filter yang dilakukan akan mencakup blokir otomatis konten berisiko, peningkatan moderasi, sampai notifikasi khusus untuk akun pelajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya peluncuran dilakukan bertahap mulai Januari 2026. Akan dimulai dari beberapa wilayah prioritas Jakarta Utara," ujar Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim ketika dihubungi pada Senin (2411/2025), dikutip dari detiknews.
"Kerja sama dengan Kominfo untuk memperkuat verifikasi usia dan filter konten berbahaya (kekerasan, radikalisme, hoaks) pada platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram," sebutnya.
Dinas Pendidikan DKI sedang merampungkan regulasi khusus yang mengatur pembatasan akses pelajar terhadap konten berbahaya. Regulasi ini, menurut Chico, akan mencakup penguatan pengawasan sekolah, kewajiban peningkatan literasi digital untuk siswa; guru; dan orang tua, sampai mekanisme evaluasinya.
"Dinas Pendidikan saat ini sedang menyusun regulasi khusus pembatasan akses pelajar terhadap konten berbahaya di media sosial, dengan penguatan pengawasan sekolah dan program literasi digital bagi siswa, guru, serta orang tua. Proses ini sudah memasuki tahap akhir," terangnya.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga sebelumnya menyampaikan, tengah mempersiapkan aturan baru untuk membatasi akses anak terhadap konten kekerasan di media sosial. Pramono mengatakan Dinas Pendidikan DKI sedang menyusun mekanisme yang tepat supaya anak tidak dengan mudah mengakses konten kekerasan.
"Sedang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan agar tidak semua anak itu dengan gampang melihat peristiwa-peristiwa seperti di YouTube yang menginspirasi anak-anak melakukan hal seperti yang terjadi di SMA 72," ungkap Pramono di Kelapa Gading Barat, jakarta Utara pada Selasa (18/11/2025) lalu.
Pramono menyebut langkah ini adalah tindak lanjut atas insiden di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta, yang sempat menyebabkan sebagian siswa trauma sehingga belum semuanya kembali belajar luring.
(nah/nwk)











































