×
Ad

Usia Bukan Halangan, Ai Raih Gelar Magister ITB di Usia 59 Tahun

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 12 Nov 2025 13:00 WIB
Ai, wisudawan S2 tertua di ITB. Foto: ITB
Jakarta -

Ai Rohayati menjadi salah satu wisudawan yang disorot pada momen wisuda Oktober Institut Tekonologi Bandung (ITB) 2025. Bagaimana tidak, ia menjadi wisudawan tertua di antara ribuan lulusan ITB yang hadir saat itu.

Ai berusia 59 tahun dan berhasil meraih gelar Magister Pengajaran Kimia dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Di usianya yang hampir memasuki masa pensiun, Ai membuktikan tidak ada kata terlambat untuk mengejar mimpi.

Ia mengaku impian melanjutkan S2 memang sempat tertunda puluhan tahun. Namun, menimba ilmu kembali di kampus almamaternya selalu ia impikan.

"Ibu masih penasaran," ujarnya dikutip dari laman ITB, Rabu (12/11/2025).

Tantangan untuk Mulai S2 bagi Ai

Ai dikenal sebagai guru kimia di SMA Negeri 26 Bandung. Ia tempat ia mengajar sejak 2003.

Pada 2026, ia akan memasuki masa purnabakti sebagai ASN. Namun di tengah kesibukannya sebagai pendidik, semangat belajarnya tak pernah padam.

Kampus ITB baginya bukanlah tempat asing karena ia merupakan alumni program D3 Kependidikan ITB angkatan 1985. Setelah lulus dari ITB, Ai melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Terbuka.

Keinginannya menempuh S2 sebenarnya sudah muncul puluhan tahun lalu. Namun berbagai hal membuatnya harus menunda mulai dari kondisi keluarga, tanggung jawab sebagai wakil kepala sekolah, hingga tantangan memenuhi skor TOEFL.

"Pas 2023, Ibu nyoba lagi. Udah sepertinya ini yang terakhir. Kalau misalnya ini tidak lulus, sepertinya mungkin bukan jalannya," katanya.

Tak disangka, kali itu justru menjadi awal baru. Ia dinyatakan lulus seleksi dan resmi menjadi mahasiswa magister ITB.

Pulang Pergi Kampus dengan Sepeda Motor

Perjalanan kuliah Ibu Ai tak selalu mulus. Setiap hari ia menempuh perjalanan dari Bandung Timur ke Kampus Ganesha dengan sepeda motor.

Hingga suatu pagi, sebuah kecelakaan membuat tangannya cedera. Saat itu, ia tengah mengejar jam kuliah.

"Bersenggolanlah dengan mobil. Tiba-tiba dari sebelah kiri ada motor ngebut. Jadi sampai kehentak dan ibu jatuh," ungkapnya.

Setibanya di kampus, ia kemudian memanggil tukang urut untuk bisa melanjutkan praktikum sore hari. Usahanya tak sia-sia, ia tetap bisa menjalani perkuliahan di hari ini.

Meskipun kawan-kawan mahasiswa lain jauh lebih muda darinya, tetapi Ai bersyukur karena dirinya bisa berbauar dengan mereka. Bahkan, para dosen pun memiliki usia yang lebih muda darinya.

Menjahit, Mengajar, dan Tak Berhenti Berkarya

Selain mengajar dan belajar, Ai juga menyalurkan hobinya dalam dunia jahit-menjahit. Bahkan, sebagian besar pakaian yang ia kenakan adalah hasil tangannya sendiri.

Menjelang masa pensiun, ia sudah menyiapkan banyak rencana seperti membuka konsultan guru kimia, mengembangkan butik kecil, dan menjadi kreator konten edukatif di media sosial.

Setelah resmi menyandang gelar magister, Ai mengaku akan merindukan suasana kampus dan kebersamaan dengan rekan-rekan seangkatannya. Ia menitipkan pesan untuk generasi muda agar tidak mudah menyerah menghadapi tantangan.

"Jangan pernah malu untuk punya mimpi. Dan jangan malu juga untuk mengejar impian tersebut apapun kendalanya selama itu masih di jalan yang benar," tuturnya.



Simak Video "Video: Ada 'Paus Raksasa' Terdampar di Pasar Seni ITB"

(cyu/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork