Nama Shayne Coplan mungkin belum populer sebagai anak muda. Namun, belum lama ini kisahnya menjadi sorotan lantaran dirinya menjadi miliarder terkemuka di dunia berkat startup yang didirikan.
Coplan merupakan pendiri sebuah platform di dunia kripto yaitu Polymarket. Di usianya yang baru 27 tahun, perusahaan rintisannya menerima suntikan dana dari Intercontinental Exchange (ICE), perusahaan induk Bursa Efek New York, sebesar USD 2 miliar.
Berkat investasi tersebut, valuasi perusahaan Coplan meningkat menjadi USD 9 miliar. Ini sekaligus menjadikannya miliarder termua di dunia karena perkiraan 11 persen sahamnya di Polymarket, bernilai lebih dari USD 1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendirikan Startup Saat Mahasiswa
Shayne Coplan mendirikan perusahaan rintisannya pada 2020. Kala itu, ia masih menjadi mahasiswa dan berusia awal 20-an.
Jika banyak perusahaan besar seperti Google dan Apple berawal dari garasi, maka Coplan memulai perusahaannya dari kamar mandir apartemennya. Ia menyebut kamar mandinya sebagai "kantor kamar mandi darurat".
Namun, pada 2022, perusahaan Coplan dianggap belum memenuhi standar transparansi dan perizinan keuangan. Coplan tidak mundur. Ia justru memperbaiki sistemnya, mematuhi aturan, dan membawa Polymarket ke arah yang lebih profesional dan aman bagi pengguna.
Dengan platform miliknya, orang-orang bisa memprediksi tren yang terjadi, seperti ekonomi, kebijakan, hingga pemilu.
Putus Kuliah dari Universitas New York
Coplan tak langsung mulus saat mengembangkan perusahaannya. Ia bahkan harus meninggalkan kampusnya, Universitas New York karena kekurangan uang.
Ia harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup hingga pernah memeriksa semua barang di apartemennya di Lower East Side, New York City, hanya untuk melihat apa yang bisa ia jual untuk membayar sewa.
"Pada awal pandemi, saya benar-benar tidak punya apa-apa untuk hilang: 21 tahun, kehabisan uang, 2,5 tahun sejak saya putus kuliah, dan tidak ada yang bisa dibanggakan, tetapi saya tahu kita memasuki era di mana cara menemukan kebenaran akan lebih penting dari sebelumnya," kata Coplan, dikutip dari VN Express.
Kini, beberapa tahun setelah putus kuliah ia berhasil menjadi miliarder termuda di dunia. Ia menyusul jejak Wang, salah satu pendiri Scale AI berusia 28 tahun yang merupakan miliarder termuda di dunia, menurut Forbes.
Mirip seperti Coplan, Wang pertama kali menjadi miliarder termuda pada usia 24 tahun, beberapa tahun setelah ia meninggalkan kampusnya, Massachusetts Institute of Technology. Ia kemudian merintis perusahaannya bersama Lucy Guo.
(faz/faz)











































