Tim startup Parampong baru saja pulang dari Paris Fashion Week pada 7 Oktober 2025 lalu. Bukan memamerkan baju yang glamour, Parampong malah membawa kalung yang terbuat dari sampah.
"Jadi kami baru pulang dari Paris Fashion Week sebenarnya awal Oktober ini. Karena kami jadi pembinaan UKM dari Palindo juga. Terus eksplorasi ini," ujar Amiroh Husna selaku Vice President Parampong dalam acara Indo-Pacific Plastics Innovation Network di Hotel The Westin, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parampong adalah startup yang berusaha mengatasi isu jaring ikan yang terbuang atau hilang di laut. Jaring-jaring ini kemudian menumpuk menjadi sampah. Parampong sendiri sudah ada sejak 2017 dengan tujuan membuat lingkungan yang bersih dari sampah.
"Jadi gimana caranya bisa bikin lingkungan yang pong. Pong itu artinya kosong kalau bahasa Sunda," ujarnya.
Produk Parampong Foto: Nikita Rosa/detikedu |
Parampong dirintis dari desa kecil di Kabupaten Bandung Barat.Idenya untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang zero poverty, zero waste, dan zero emissions.
Olah Sampah Jaring Pancing sampai Buntut Rokok
Selain jaring pancing,Parampong juga mengolah buntut rokok.Amiroh mengklaim jikaParampong merupakan salah satu inovator pertama yang bisa mendaur ulang buntut rokok.
Produk Parampong Foto: Nikita Rosa/detikedu |
"Awalnya dari buntut rokok, terus kita explore ke diapers, masker sekali pakai karena waktu itu sempatCOVID juga. Sampai sekarang multi-layer plastik," tutur Amiroh.
Sampah-sampah ini kemudian diolah menjadi produk seperti batu paving. Harganya pun lebih murah dibanding paving biasa. Untuk volume yang sama, jika bahan biasa mencapai jutaan rupiah, beton hasil sampah ini dibanderol Rp750 ribu.
"Dengan 5 kali lebih ringan, 7 kali lebih murah gitu ya," ungkapnya.
Produk Parampong sudah terjual pada mereka yang bekerja sebagai arsitek, desainer, atau perusahaan yang ingin merenovasi kantor mereka. Selain itu, mereka juga membuka pesanan olahan sampah sebagai souvenir di hotel, restoran, hingga cafe.
(nir/nwk)













































