Profil Dosen Terkaya di Dunia Henry Samueli, Hartanya Rp 516,4 T

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 07 Okt 2025 08:30 WIB
Henry Samueli (tengah). Foto: Dok UCLA Samueli School of Engineering
Jakarta -

Nama Henry Samueli masuk daftar Forbes Real Time Billionaire List. Per Minggu, 5 Oktober 2025 pukul 17.00 EST, Henry menduduki posisi ke-65 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih USD 31,1 miliar atau sekitar Rp 516,4 triliun.

Dikutip dari laman Forbes, kekayaan Henry berasal dari bidang semikonduktor. Sementara itu, University of California Los Angeles (UCLA) mencatat nama Henry Samueli sebagai profesor atau dosen Departemen Teknik Elektro UCLA sejak 1985. Bagaimana kisah akademisi usia 71 tahun ini menjadi miliarder di Amerika Serikat?

Terpantik di Kelas Bengkel Listrik

Kelahiran 20 September 1954 ini semula tertarik pada kelistrikan saat masih sekolah. Saat masih SMP, ia mendaftar ke kelas bengkel listrik kendati belum terpikir untuk jadi bidang karier.

Di kelas bengkel, gurunya menugaskan proyek radio kristal. Merasa tugasnya agak kurang menarik, ia memohon agar dibolehkan membuat radio lima tabung Graymark yang rumit dan mengharuskan pembuatnya pandai menyolder.

"Saya bekerja setiap malam," kata Samueli, dikutip dari laman Samueli Foundation.

"Ada ratusan sambungan yang harus saya solder. Butuh satu semester penuh untuk merakitnya, dan akhirnya, saya membawanya ke kelas, mencolokkannya, dan suara pun keluar. Saya benar-benar terpesona. Dan saya benar-benar menjadikan pencarian cara kerja radio sebagai misi hidup saya," ucapnya.

Terkesan dengan capaian Henry, sang guru menyarankannya untuk menekuni bidang ini.

"Dia bilang, 'Henry, sejujurnya, saya tak pernah menyangka kamu bisa melakukan ini. Tapi yang jelas, kamu punya bakat istimewa. Kurasa kamu harus menekuni teknik elektro sebagai karier. Kamu akan mencapai sesuatu yang besar suatu hari nanti," imbuhnya.

Kerja, Mengajar, dan Meneliti

Henry lalu menempuh studi S1-S3 sains bidang teknik elektro di UCLA. Kampus negeri di AS ini dekat dari rumah, punya program teknik yang bagus, dan relatif terjangkau untuk keluarganya.

Ia mengaku, kendati sudah dapat gelar PhD pada 1980, ia baru benar-benar memahami cara kerja radio beberapa tahun setelahnya. Henry pun diterima kerja di TRW Inc untuk mengerjakan proyek-proyek komunikasi pertahanan.

"Ini kesempatan luar biasa untuk belajar karena kita berurusan dengan teknologi super tinggi, teknologi terhebat saat itu. Dan dengan anggaran besar, kita bisa membangun hal-hal yang sangat canggih," tuturnya.

Pada 1980-1985, ia bertugas mengembangkan sistem komunikasi pita lebar militer dalam posisi-posisi manajemen teknik di Divisi Elektronika dan Teknologi TRW. Di sela waktu, ia mengajar beberapa kelas sirkuit dan pemrosesan sinyal di UCLA dan kelas desain sirkuit di California State University, Northridge, AS.

"Menjadi seorang insinyur sangat bermakna... membuat kehidupan orang-orang menjadi lebih baik (dengan) menerapkan matematika dan sains," ungkapnya pada mahasiswa-mahasiswanya.

Rampung dari perusahaan teknologi ini, ia resmi mengajar teknik elektro di almamaternya sebagai asisten profesor. Ia juga kelak aktif mengajar di UC Irvine (UCI) sebagai Distinguished Adjunct Professor di Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer.

Di UCLA, Henry juga aktif mengawasi penelitian riset tingkat lanjut tentang sirkuit komunikasi pita lebar dan pemrosesan sinyal digital. Lebih dari 100 makalah teknis bidang ini dihasilkannya.

Berdasarkan catatan UC Irvine, nama Henry tercatat sebagai penemu dalam 70 paten Amerika Serikat.

Tim Henry mengembangkan chip bagi peta lebar digital. Mereka khususnya menciptakan beragam chip komponen-komponen utama modem digital berkinerja tinggi.

Modem dengan jaringan pita lebar digital berkecepatan lebih dari 10 megabit per detik ini dirancang untuk memberi solusi atas lambatnya akses internet lewat saluran telepon dan sedikitnya saluran yang bisa disiarkan TV kabel tahun 1990-an.

Komersialisasi Hasil Penelitian

Inovasi timnya yang diterapkan pada model digital memungkinkan komunikasi kabel dan maupun wireless di perangkat.

Pada 1991, Henry Samueli bersama mantan rekan di TRW sekaligus mahasiswa pascasarjana UCLA, Henry Nicholas, mendirikan perusahaan Broadcom Corporation. Keduanya berniat mengomersialkan teknologi buatan mereka.

Desain modem Broadcom menarik perhatian perusahaan Scientific Atlanta dan General Instrument, yang notabene saling bersaing. Masing-masing perusahaan telekomunikasi ini berinvestasi USD 1 juta (Rp 16,5 miliar), dengan total saham 10 persen di startup ini.

Pendanaan tersebut memungkinkan Broadcom untuk terus mengembangkan modem digital, sekaligus mengurangi biaya dengan menempatkan semua fungsi dalam satu chip.

Samueli lalu cuti dari UCLA sejak 1995 hingga saat ini.

Sejumlah produk komersial pertama Broadcom yakni model digital chip tunggal dan chip Ethernet digital. Produk yang sukses ini membuat Broadcom melantai di bursa pada 1998 dengan valuasi USD 1 miliar ( Rp 16,5 triliun) sehingga ia dan sekitar 320 karyawannya yang diberi jatah saham menjadi kaya raya.

Valuasi ini naik menjadi lebih dari USD 60 miliar. Saham Henry bernilai sekitar USD 10 miliar (Rp 165 triliun), sedangkan saham karyawannya rata-rata mencapai USD 6 juta (Rp 99,7 miliar)

Kendati sempat kena skandal dugaan pemunduran tanggal opsi sahamnya dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), ia dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan.

Peraih Penghargaan

Atas kontribusinya dalam teknologi komunikasi dan jaringan pita lebar, kesuksesan kewirausahaannya, dan kegiatan filantropinya untuk memperluas pendidikan science, technology, engineering, and mathematics (STEM), pendiri Samueli Foundation ini diganjar penghargaan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Medal of Honor 2025.

Penghargaan lain yang diraih Henry Samueli di antaranya yaitu Marconi Society Prize and Fellowship 2012. Penghargaan ini mengakui inovator bidang teknologi informasi dan komunikasi yang memajukan kehidupan manusia dan inklusivitas digital.

Nama Henry kini disematkan di fakultas teknik kampusnya, UCLA Samueli School of Engineering.



Simak Video "Video: Eks Kades Miliarder Jadi Tersangka, Gelapkan 9 Sertifikat-3 BPKB Aset Desa"

(twu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork