Peneliti BRIN Prediksi Ketersediaan Air di IKN, Seperti Apa Hasilnya?

ADVERTISEMENT

Peneliti BRIN Prediksi Ketersediaan Air di IKN, Seperti Apa Hasilnya?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 22 Sep 2025 13:30 WIB
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono (kanan) memberi hormat saat menjadi inspektur Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Plaza Seremoni, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (17/8/2025). Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang mengangkat tema Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju itu dihadiri sebanyak 3.000 undangan sebagai peserta. ANTARA FOTO/Aditya Nugroho/bar
IKN. (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA NUGROHO)
Jakarta -

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil melakukan kajian prediksi ketersediaan air di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan data satelit. Seperti apa hasilnya?

Menurut lamanBRIN, para peneliti melakukan prediksi dengan menggunakan pendekatan artificial neural network (ANN). Dengan model yang dibangun, mereka berhasil mendapatkan akurasi sangat tinggi yakni 97,7% dengan kappa index 0,96.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil prediksi menunjukkan persentase ketersediaan air di wilayah IKN dan sekitarnya adalah air tinggi/HW (0,51%), air vegetasi/VW (20,41%), dan non air/NW (79,08%).

Pembangunan di IKN Berhadapan dengan Krisis Air

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Laras Toersilowati, mengatakan penelitian ini berangkat dari fenomena meningkatnya perubahan iklim di kawasan perkotaan akibat urbanisasi, perubahan tutupan lahan, dan meningkatnya emisi polutan. Ia menekankan pentingnya data satelit sebagai instrumen utama dalam penelitian iklim modern.

ADVERTISEMENT

Isu ketersediaan air menjadi sangat penting mengingat pembangunan di IKN berhadapan langsung dengan krisis air.

"Ketersediaan air diIKN menjadi isu penting. Jika tidak diantisipasi sejak awal, pembangunan besar-besaran di wilayah tersebut dapat berhadapan dengan risiko krisis air," terang Laras dalam lamanBRIN dikutip Senin (22/9/2025).

Alasan penggunaan data satelit adalah data tersebut memungkinkan pemangku kebijakan melihat pola perubahan iklim secara lebih detail, baik dari sisi ruang maupun waktu. Dengan informasi ini, pemangku kebijakan bisa lebih tepat memahami bagaimana kota berkembang dan apa dampaknya terhadap lingkungan.

"Data satelit bukan hanya soal angka atau peta, tetapi juga dasar bagi pemerintah dalam membuat keputusan strategis agar pembangunan kota di Indonesia tetap berkelanjutan," ujarnya.

Seiring meningkatnya ancaman perubahan iklim global, BRIN menegaskan komitmennya untuk melanjutkan riset berbasis data satelit.

"Dengan begitu, Indonesia dapat mengembangkan sistem peringatan dini, strategi adaptasi, serta kebijakan tata kota yang ramah lingkungan dan tangguh menghadapi perubahan iklim," tutur Laras.

Untuk diketahui, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer memaparkan hasil penelitian terbaru terkait pemanfaatan data satelit. Kajian ini dilakukan sejak tahun 2022 hingga 2025, dengan fokus pada lima studi kasus.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads