Andika Terpilih Jadi Koordinator PPI Dunia, Seriusi Isu Perlindungan Pelajar

ADVERTISEMENT

Andika Terpilih Jadi Koordinator PPI Dunia, Seriusi Isu Perlindungan Pelajar

fahri zulfikar - detikEdu
Sabtu, 13 Sep 2025 12:00 WIB
Andika Ibrahim Nasution resmi menjadi Koordinator PPI Dunia 2025/2026
Foto: (Dokumentasi PPI Dunia)
Jakarta -

Andika Ibrahim Nasution terpilih menjadi Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2025/2026 pada Rabu (10/9/2024) lalu. Dia memperoleh suara 50 dari 65 suara dalam pemilihan.

Andika, sapaannya, merupakan mahasiswa University of Jordan. Sebelumnya, ia aktif di Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) Yordania.

"Saya telah berproses di PPI Dunia selama lebih dari lima tahun, dan kini saya siap mengemban tanggung jawab ini untuk mewujudkan PPI Dunia yang berjiwa besar," katanya kepada detikEdu, ditulis Sabtu (13/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kepengurusannya, ia memiliki visi utama menjadikan PPI Dunia sebagai 'ekosistem intelektual global yang progresif, inklusif, dan strategis'. Visi ini diwujudkan melalui ima pilar pergerakan utama atau Panca Cita, yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Kolaborasi dan Kesetaraan

2. Ekspansi

3. Inklusivitas dan Advokasi

4. Aksi Sosial

5. Intelektual dan Kontribusi Kebijakan

"Misi saya sederhana, yaitu 'Mendunia Bersama, Berdampak Bersama', yang berarti PPI Dunia harus hadir bukan hanya sebagai organisasi, tetapi sebagai solusi nyata bagi pelajar di luar negeri dan bagi bangsa Indonesia," ungkap Andika.

Soroti Pelajar yang Meninggal Saat Kunker Pejabat

Sebagai Koordinator PPI Dunia terpilih, Andika langsung menyorot isu perlindungan pelajar. Terlebih baru-baru ini, PPI Dunia terutama PPI Belanda tengah berduka usai anggotanya, Muhammad Athaya Helmi Nasution, meninggal dunia saat menemani kunjungan kerja (kunker) pejabat Indonesia di Austria.

"Pertama-tama, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya almarhum. Kejadian ini adalah pengingat pahit bagi kita semua akan pentingnya keselamatan dan perlindungan bagi pelajar Indonesia di luar negeri. Ini merupakan isu yang sangat serius dan tidak boleh terulang lagi," ucap pria asal Mandailing Natal, Sumatera Utara tersebut.

"Di bawah kepemimpinan saya, kami akan mengambil langkah proaktif untuk mencegah terulangnya kejadian serupa," imbuhnya.

Ia mengatakan, ke depan akan mendorong standar ketat untuk menjamin keselamatan dan perlindungan pelajar. Pertama dengan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat untuk setiap kolaborasi atau kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk kunker pejabat.

"SOP ini akan mencakup aspek keselamatan, asuransi, dan perlindungan hukum bagi setiap anggota yang terlibat," terangnya.

Kedua, advokasi akan diperkuat terutama terkait perlindungan pelajar di luar negeri.

"Kami akan menjadi 'jembatan komunikasi' antara pelajar dan pemerintah untuk memastikan suara kami didengar dan kebutuhan perlindungan kami terpenuhi," lanjutnya.

Dukung RUU Perlindungan Pelajar

Andika turut mendukung Rancangan Undang-Undang (RUU) perlindungan pelajar. Menurutnya, ini sesuai dengan misinya ke depan.

"Hal ini selaras dengan salah satu pilar misi saya, yaitu Inklusivitas & Advokasi. Penting bagi PPI Dunia untuk tidak hanya fokus pada hal-hal akademis, tetapi juga pada isu-isu fundamental seperti perlindungan dan kesejahteraan pelajar," tuturnya.

Ia berpendapat, upaya advokasi harus dilanjutkan secara intensif, terutama dengan berbasis data dan kajian di lapangan. Dalam hal ini, PPI Dunia harus berperan aktif dan bukan hanya sebagai pengamat.

"(PPI Dunia) bukan hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai penyumbang solusi konstruktif yang akan memastikan keberadaan payung hukum yang kuat bagi seluruh pelajar Indonesia di luar negeri," pungkasnya.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads