Ilmuwan Muda UIN Suka Temukan Senyawa Baru, Diberi Nama Juanleoxy Fahrulanoside

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Muda UIN Suka Temukan Senyawa Baru, Diberi Nama Juanleoxy Fahrulanoside

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 04 Sep 2025 11:30 WIB
Ilmuwan muda asal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrul Nurkolis berhasil menemukan senyawa baru yang diberi nama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).
Foto: Instagram @fahrulnurkolis_/Ilmuwan muda asal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrul Nurkolis berhasil menemukan senyawa baru yang diberi nama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).
Jakarta -

Ilmuwan muda asal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrul Nurkolis berhasil menemukan senyawa baru yang diberi nama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9). Senyawa ini diakui oleh dunia internasional dan penemuannya telah terdaftar di National Library of Medicine.

Dalam proses penelitiannya, Fahrul dibersamai rekannya Juan Leonardo, ilmuwan lulusan Beijing University of Chinese Medicine. Nama Juan juga tercantum dalam senyawa baru yang ditemukan.

Proses penamaan senyawa ini tidak hanya sekadar gabungan nama. Namun, ada unsur semangat personal sekaligus ilmiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada unsur gabungan nama kami- saya (Fahrul) dan Juan- untuk menandai perjalanan kolaborasi anak muda Indonesia yang berani menembus dunia riset global," kata Fahrul kepada detikEdu, Kamis (4/9/2025).

"Bukan sekadar nama, tapi simbol bahwa riset ini lahir dari kerja sama, doa, dan semangat agar ilmu pengetahuan bisa dekat dengan masyarakat," imbuh ilmuwan berusia 25 tahun tersebut.

ADVERTISEMENT

Meneliti Obat Diabetes-Jadi Pembicara di Paris

Perjalanan Fahrul dan Juan bermula dari obat herbal Tiongkok bernama Delites, yang banyak digunakan di Indonesia. Dengan pendekatan bioinformatika, mereka menemukan bukti adanya senyawa yang menargetkan reseptor penting dalam pengendalian diabetes.

Mereka telah melakukan serangkaian penelitian sejak 2022. Mulai dari integrasi literatur herbal dengan teknologi modern, in silico screening, validasi metabolomik, hingga uji awal in-vitro.

"Penelitian ini memberi harapan baru dalam pengendalian diabetes dengan mekanisme GLP-1 yang terbukti penting secara klinis. Jika dikembangkan lebih lanjut, ia bisa menjadi dasar terapi yang efektif, aman, dan berbasis kekayaan hayati di sekitar kita," papar Juan dalam keterangannya.

Kini, senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside masih berada pada tahap penelitian dasar. Ke depan, senyawa ini bisa dikembangkan menjadi berbagai bentuk, mulai dari kapsul ekstrak, tablet, hingga minuman fungsional.

"Semua tentu memerlukan perjalanan panjang: uji praklinik, uji klinik, sampai izin edar," ujarnya.

Kontribusi kedua ilmuwan muda Indonesia ini turut diapresiasi dunia. Mereka diundang sebagai pembicara di International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris pada 24-29 Agustus.

ICN merupakan forum empat tahunan yang digelar oleh International Union of Nutritional Sciences (IUNS) ini diakui UNESCO dan WHO, yang mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Bawa Misi Ilmiah

Bagi Fahrul dan Juan, capaian mereka bukan hanya prestasi ilmiah semata, melainkan tentang integritas riset. Terlebih dengan adanya sorotan global tentang integritas riset di Tanah Air.

Menurut Research Integrity Index (RIΒ²), sejumlah kampus di Indonesia masuk 'tanda merah' integritas riset yang dipertanyakan. Fahrul menyebut, kampus-kampus di Indonesia perlu berbenah.

"Sebagai ilmuwan, saya melihat indeks Research Integrity ini sebagai cermin. Jika puluhan kampus Indonesia dipertanyakan integritas risetnya, itu bukan untuk menjatuhkan, melainkan alarm penting agar kita berbenah," ungkap ilmuwan yang sudah menulis lebih dari 105 publikasi internasional tersebut.

Fahrul menjelaskan, bahwa integritas riset bukan hanya soal mencegah plagiarisme, tapi menyangkut budaya akademik. Mulai dari bagaimana data dikumpulkan, dianalisis, dilaporkan, hingga keberanian menolak manipulasi demi kepentingan tertentu.

"Tantangan kita adalah membangun ekosistem riset yang sehat-mulai dari pelatihan etika sejak mahasiswa, sistem audit internal yang kuat, sampai penghargaan bagi penelitian yang benar-benar berkualitas. Indonesia memiliki banyak talenta, tapi tanpa integritas, riset sehebat apa pun kehilangan maknanya," lanjutnya.

Ia berpesan kepada ilmuwan muda Indonesia, untuk tidak takut bermimpi besar. Ia juga mendorong ilmuwan muda untuk menggali kearifan lokal di Indonesia.

"Jangan takut bermimpi besar. Gali kearifan lokal, olah dengan teknologi modern, dan bawalah ke panggung dunia. Gelar atau status bukan penghalang-yang penting adalah keberanian untuk mulai, ketekunan menghadapi keterbatasan, dan komitmen agar riset yang kita lakukan benar-benar memberi manfaat nyata bagi bangsa," pungkasnya.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads