Kisah Anis, Lulusan Cumlaude UGM yang Buktikan Mimpi Tak Kenal Batas Fisik

ADVERTISEMENT

Kisah Anis, Lulusan Cumlaude UGM yang Buktikan Mimpi Tak Kenal Batas Fisik

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 02 Sep 2025 15:00 WIB
Anis saat diwisuda
Anis saat diwisuda. Foto: UGM
Jakarta -

Memiliki keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk menyerah dan berhenti meraih pendidikan tinggi. Di tengah kondisinya sebagai tunadaksa, Anis Rahmatillah bisa lulus memuaskan dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Perempuan yang disapa Anis ini bahkan meraih predikat Cumlaude dari Fakultas Biologi di UGM. Anis berhasil mendapatkan IPK 3,53.

Bagaimana kisah Anis selama menjalani pendidikan S1 di UGM? Simak yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Punya Teman dan Lingkungan Suportif

Anis mulanya sempat mau menyerah karena harus masuk kuliah offline. Namun, beruntungnya ada banyak teman dan asisten dosen yang membantu meringankan aktivitas di kelas dan praktikum.

ADVERTISEMENT

"Jujur tanpa sadar di beberapa semester awal masuk offline aku sempat mau menyerah dan mau pindah jurusan, tapi melihat dukungan dari semua aspek, baik teman-teman maupun tendik dan asisten jadi merasa dirangkul lagi," katanya dikutip dari laman UGM, Selasa (2/9/2025).

Selain itu, Anis urung menyerah karena kembali mengingat tujuan awalnya berkuliah. Ia ingin membanggakan orang tua dan membuktikan walaupun dengan kondisi demikian ia bisa tetap sama layaknya anak muda lain.

Senang dengan Biologi Sejak Remaja

Dalam tugas akhirnya (skripsi), Anis mengangkat penelitian berjudul Respons Anatomis dan Analisis Histokimia Batang Tembakau (Nicotiana tabacum L. 'Manilo') dengan Penambahan Pupuk Nitrogen pada Cekaman Kekeringan".

Anis meneliti bagaimana mekanisme adaptasi tanaman terhadap kondisi tidak cukup air. Hal itu ia kaji karena dari remaja sudah menyenangi biologi.

Saat SMA, Anis mengikuti klub biologi. Saat kuliah pun, Anis ikut Kelompok Studi Arsitektur Taman dan pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, serta Anatomi Tumbuhan.

Cumlaude Bukan Ukuran Kepintaran, tapi Komitmen

Di mata Anis, Cumlaude bukanlah ukuran seberapa pintar dirinya. Tapi, ia lebih ingin memaknainya sebagai hasil dari komitmen selama empat tahun ini berjuang.

Anis juga menganggap capaian ini sebagai penghargaan terhadap kesabaran keluarga saat harus mengantarkannnya hampir setiap hari ke kampus.

Ia mengaku semangatnya memang termotivasi oleh banyak hal. Salah satunya dari kutipan lagu The 1975 yang berjudul "Always Wanna Die (Sometimes)", yang berbunyi "If you can't survive, just try (Jika kamu tidak bisa bertahan hidup, berusahalah mencoba)."

"Kadang kita sebagai manusia tuh terlalu terpaku dengan hasil akhir kita, survive atau nggak. Padahal yang lebih penting itu adalah the fact that we keep going with our days every single day (fakta bahwa kita terus menjalani hari-hari kita setiap hari)," katanya.

Kegigihan Anis ini langsung diapresiasi oleh Dekan Fakultas Biologi UGM yakni Prof Budi S Daryono. Ia mengatakan kisah Anis dapat menjadi pelajaran dan motivasi berharga bagi mahasiswa lain.

"Anis adalah wujud nyata bahwa dengan tekad, dedikasi, dan keyakinan, bahwa tidak ada mimpi yang mustahil diraih," kata Prof Budi.




(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads