Priya Anak SMA Alpus 3, Siswa Indonesia Pertama dalam Ekspedisi ke Kutub Utara

ADVERTISEMENT

Priya Anak SMA Alpus 3, Siswa Indonesia Pertama dalam Ekspedisi ke Kutub Utara

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Minggu, 24 Agu 2025 20:00 WIB
Priya Agung Wicaksono, siswa asal Indonesia di ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia ke Kutub Utara, β€œIcebreaker of Knowledge 2025”.
Para siswa dari berbagai negara mengikuti ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia ke Kutub Utara. Foto: Dubov Dmitriy/AtomΒ Media
Jakarta -

Siswa Indonesia tercatat sebagai peserta pada program ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia ke Kutub Utara, "Icebreaker of Knowledge 2025". Priya Agung Wicaksono, yang berpartisipasi pada program tersebut, saat ini tercatat sebagai siswa kelas XI SMA Al Azhar 3 (Alpus 3) Kebayoran baru, Jakarta Selatan.

Ia menjadi siswa Indonesia pertama yang mengikuti program ini sejak diselenggarakan pada tahun 2019. Pelepasan peserta ekspedisi "Icebreaker of Knowledge 2025" dilakukan di dermaga pangkalan armada nuklir Rusia di Murmansk pada Rabu pagi, 13 Agustus 2025 waktu setempat.

Ekspedisi ini diselenggarakan oleh Organisasi Nirlaba Otonom Rusia "Energy of the Future" yang didukung Badan Atom Rusia (Rosatom State Atomic Energy Corporation). Untuk tahun ini, program tersebut didedikasikan untuk dua peringatan penting yakni peringatan 80 tahun industri nuklir Rusia dan 500 tahun dimulainya eksplorasi Rute Laut Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019 dan diikuti oleh 66 pelajar berusia 14-16 tahun. Dari 66 pelajar tersebut sebanyak 20 siswa dari 20 negara selain Rusia termasuk Priya menaiki kapal pemecah es bertenaga nuklir "50 Let Pobedy". Priya berhasil lolos dari seleksi ketat yang diikuti 63.000 pelajar Rusia dan 4.000 pelajar internasional.

Ia menuturkan seleksi dilakukan dalam tiga tahap pada April-Mei 2025 lalu. Tahap pertama ujian tertulis bertema teori nuklir, reaktor nuklir, perubahan iklim, dan antariksa. Kemudian mengikuti webinar serta diskusi ilmiah yang dipandu pakar dan mengirimkan video singkat tentang gagasan sains.

ADVERTISEMENT

"Saya senang bisa menjadi pelajar Indonesia pertama yang mengikuti program ini. Semua tahapan seleksi dilakukan secara daring, gratis, dan dalam bahasa Inggris," ujar Priya dalam perbincangan dengan detikEdu, Sabtu (23/8/2025).

Ayah Priya, Darmawan Wicaksono menambahkan informasi tentang ekspedisi tersebut didapatnya dari temannya yang bekerja di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Dia menginfokan bahwa ada program ekspedisi ke Kutub Utara bagi pelajar usia 14-16 tahun. Daftar via website penyelenggara," ujar Darmawan.

Ia melanjutkan,"Kami sebagai ortu merasa lucu aja kok ada program ekspedisi ke Kutub Utara. Kami pikir, Priya bisa ikut. Ternyata Priya mau saja dan senang aja ikut. Saat itu dia sedang ujian kenaikan kelas, ada kegiatan Model United Nations juga di Labschool Jakarta. Tapi kami dorong aja agar ikut."

Selain kemampuan akademik, panitia juga mensyaratkan pemeriksaan kesehatan ketat, mulai dari rontgen paru-paru, vaksinasi, hingga tes kesehatan umum. "Tes kesehatan ini kami tanggung sendiri, tapi panitia memang ingin memastikan semua peserta dalam kondisi prima," tambahnya.

Rute Murmansk-Kutub Utara-Murmansk

Priya Agung Wicaksono, siswa asal Indonesia di ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia ke Kutub Utara, Priya Agung Wicaksono, siswa asal Indonesia di ekspedisi kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia ke Kutub Utara, "Icebreaker of Knowledge 2025". Foto: Dok pribadi Darmawan Wicaksono

Ekspedisi ini berlangsung mulai 13 hingga 22 Agustus 2025 lalu dengan rute Murmansk - Franz Josef Land - Kutub Utara dan kembali ke Murmansk. Murmansk adalah kota pelabuhan yang terdekat dengan Kutub Utara.

Para peserta menaiki kapal pemecah es bertenaga nuklir yang dikembangkan sejak era Soviet. Selama 10 hari di kapal tersebut, Priya mengungkapkan peserta mengikuti sejumlah program ilmiah, kelas dan materi dari pakar industri nuklir, ilmuwan, influencer keilmuan dan dari guru Fisika terbaik Rusia. "Kegiatan disajikan dalam format menarik, termasuk dalam bentuk games," ujarnya.

Selain dari Rusia, para pelajar peserta ekspedisi tersebut berasal dari Armenia, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Brasil, Bolivia, Mesir, Ghana, Namibia, Belarus, Hungaria, India, Kazakhstan, Kirgistan, Mongolia, Afrika Selatan, Turki, Belarusia, dan China.

Turut berpartisipasi pada ekspedisi ini, Topan Setiadipura, Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Topan akan menjadi salah satu pembicara pada sesi ilmiah selama ekspedisi di kapal.

Darmawan mengungkapkan biaya untuk semua program ini ditanggung penyelenggara kecuali visa dan tes kesehatan. Termasuk biaya akomodasi bagi orang tua yang mendampingi.

"Panitia membiayai tiket Jakarta - Murmansk PP. Hanya biaya visa saja yang kami bayar ke Kedubes Rusia di Jakarta. 1 pendamping juga full dapat biaya, karena anak ini kan di bawah umur. Selama di Murmansk, saya selaku pendamping dapat akomodasi hotel bintang 4 dan ditanggung makan 3 kali sehari. Program ini bagus sekali," kata Darmawan.




(pal/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads