Pernyataan menarik baru-baru ini diungkapkan oleh CEO OpenAI yakni Sam Altman soal tren bekerja di luar angkasa. Menurutnya, tren tersebut akan diminati Gen Z pada 10 tahun mendatang.
"Pada tahun 2035, mahasiswa yang lulus itu, jika mereka masih kuliah, bisa saja berangkat untuk misi menjelajahi tata surya menggunakan pesawat luar angkasa dalam suatu pekerjaan yang benar-benar baru, menarik, bergaji sangat tinggi, dan sangat menarik," ujar Altman kepada jurnalis video Cleo Abram dikutip dari Fortune, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, banyak Gen Z saat ini yang merasa jenuh melakukan pekerjaan itu-itu saja. Sehingga bekerja di luar angkasa bisa jadi angin segar bagi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perusahaan-perusahaan pun telah banyak menggunakan artificial intelligence (AI). Sehingga Gen Z dituntut untuk lebih mengeksplorasi berbagai jenis pekerjaan.
Rencana Eksplorasi NASA di Mars pada 2030
Seraya dengan pernyataan Altman, National Aeronautics and Space Administration (NASA) berencana untuk fokus mengirim manusia ke Mars. Selain itu, NASA akan melakukan eksplorasi dan penelitian ilmiah, serta menjalankan misi Artemis.
Mengutip laman NASA, misi tersebut bertujuan untuk memanfaatkan Bulan sebagai tempat uji teknologi dan strategi. Khususnya untuk mematangkan misi ke Mars.
NASA akan mengembangkan wahana antariksa canggih dan sistem pendukung kehidupan di Mars. Saat ini, NASA juga tengah mengembangkan Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) dan wahana antariksa Orion untuk mengangkut manusia ke Mars.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, peluang besar bagi pekerjaan insinyur kedirgantaraan akan terbuka lebar pada 2030. Hal itu seiring dengan rencana NASA tersebut.
Teknologi (AI) Setara Tim Ahli PhD
Altman kemudian mengungkap rasa irinya terhadap Gen Z yang saat ini punya banyak pilihan karier. Ia melihat keberuntungan pada mereka.
"Jika saya berusia 22 tahun sekarang dan lulus kuliah, saya akan merasa seperti anak paling beruntung sepanjang sejarah," katanya.
Ia juga menyebut akses ke teknologi saat ini sangat mudah. Ia mengibaratkan seperti tim ahli tingkat PhD.
Pada minggu lalu, OpenAI baru saja meluncurkan GPT-5. Model AI tersebut dapat digunakan untuk membantu pengkodean, matematika, penulisan, kesehatan, hingga persepsi visual.
Menurut Altman, seorang CEO saat ini bisa lebih mudah dan hemat dalam menjalankan bisnis. Pasalnya, mereka sudah tidak harus merekrut ratusan orang jika menguasai perangkat AI.
(cyu/nwk)