Keterbatasan ekonomi menjadi masalah masyarakat Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Akibatnya, banyak anak Indonesia harus merelakan mimpi lanjut studi ke jenjang pendidikan tinggi karena hal ini.
Meski begitu, tak sedikit juga anak Indonesia yang tetap menaruh mimpinya setinggi mungkin dan mewujudkannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah Moh Dani Asy Syarif.
Dani, panggilan akrabnya, terkenal sebagai siswa berprestasi, terutama di bidang keagamaan sejak duduk di bangku SMA di SMA Assaadah Bungah Gresik, Jawa Timur. Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai penghafal atau hafiz Al-Qur'an 11 juz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keinginan berkuliah di perguruan tinggi terus dilantunkannya dalam doa dan sujud. Berbagai upaya dilakukan, termasuk menabung prestasi di masa sekolah untuk mendukung kualifikasinya.
Sayang, upaya ini belum berhasil membuatnya lolos di jalur seleksi nasional. Usai tak lolos dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), Dani mengaku hampir menyerah tetapi tidak ingin merelakan mimpinya.
Ia mulai mencari jalur mandiri di berbagai kampus dan melamar pekerjaan. Namun, lagi-lagi usahanya kala itu belum ada yang membuahkan hasil.
"Waktu itu saya sempat bingung. Mau kuliah, uangnya dari mana, mau kerja juga belum ada panggilan," cerita Dani, dikutip dari laman resmi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (12/8/2025).
Orang Tua Ingin Jual Rumah untuk Bayar SPI-UKT
Upaya kuliah lewat jalur mandiri sempat membuahkan hasil. Dana sempat diterima melalui jalur mandiri reguler Unesa pada Program Studi S1 Kimia.
Jalur mandiri mengharuskan calon mahasiswa baru membayarkan biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Besarannya menjadi kendala bagi Dani dan orang tuanya.
Ayahnya, Zainus Syafi'i, tengah sakit. Alhasil, ayah Dani harus berhenti bekerja sejak tiga tahun terakhir.
Sedangkan ibunya, Badriyah, merupakan ibu rumah tangga yang membantu mengurus sang suami. Pendapatan ekonomi keluarga Dani kini mengandalkan bantuan dari anak sulung mereka.
Melihat mimpi Dani, Badriyah rela memberikan dukungan apapun. Ia mengaku, dirinya tak ragu menjual rumah mereka agar Dani bisa berkuliah.
"Sampe jual rumah pun gapapa, karena saya tahu anak saya ini mampu akademisnya. Sayang kalau dia tidak lanjut kuliah," ungkapnya.
Di tengah kebutuhan itu, Dani menyadari satu hal. Ada satu upaya yang bisa dilakukannya untuk berkuliah dengan mengandalkan kemampuan dan prestasinya sebagai penghafal Al-Qur'an.
Dani kembali mendaftar masuk perguruan tinggi lewat jalur prestasi tahfidz di Unesa. Benar saja, kualifikasinya mumpuni. Ia diterima dengan keringanan biaya kuliah, termasuk pembebasan SPI dan UKT.
"Alhamdulillah, saya bersyukur sekali akhirnya bisa masuk Unesa lewat jalur tahfidz ini. Saya janji akan kuliah sungguh-sungguh, supaya bisa membanggakan ayah dan ibu, bisa mengangkat derajat mereka," ujarnya penuh syukur.
Penuh Prestasi di Bidang Keagamaan
Prestasinya di bidang keagamaan dan hafalan Al-Qur'an yang ia tekuni menjadi penunjuk jalan dalam mewujudkan mimpinya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Dani merupakan siswa berprestasi di bidang keagamaan.
Berbagai prestasi yang ia torehkan, seperti Juara 1 Musabaqah Tartilul Qur'an (MTrQ) Ramadhan Sharing 2024 Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (HMPB FEB) Unesa tingkat nasional, juara 1 MTrQ Stovit On Thankful Ramadhan 2025 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair), serta juara 1 Trofeo IKBAL Surabaya tahun 2024. Ia juga masuk dalam Nominasi 1 Pelajar Teladan tingkat SMA/SMK/MA Putra se-Kabupaten Gresik tahun 2025.
Baginya, prestasi bukanlah sekedar soal piala atau piagam. Ini adalah bukti dari disiplin, kerja kerasnya, dan pijakan menuju masa depan yang ia impikan.
Dani percaya, tantangan yang datang bukanlah sebuah akhir, tetapi awal dari perjalanan yang akan membentuk dirinya. Terutama dalam menjadi insan yang kuat dan bermakna.
(det/twu)