Dari Papua ke Jabar, Benyamin Diterima di Unpad sebagai Mahasiswa Termuda

ADVERTISEMENT

Dari Papua ke Jabar, Benyamin Diterima di Unpad sebagai Mahasiswa Termuda

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 11 Agu 2025 19:30 WIB
Benyamin Iyai
Benyamin Iyai. (Foto: Laman Resmi Unpad)
Jakarta -

Jarak dari Papua ke Sumedang, Jawa Barat membentang sejauh lebih dari 3.000 kilometer. Jarak sejauh ini, tak menyurutkan seorang pemimpi muda dari Bumi Cendrawasih untuk melanjutkan studi ke Bumi Tahu.

Anak muda itu adalahBenyaminIyai, lulusan SMA Negeri 2Dogiyai, Papua Tengah. Ia resmi tercatat sebagai mahasiswa baru di UniversitasPadjadjaran (Unpad) tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benyamin, tak hanya berasal dari Indonesia timur nun jauh di sana, tapi ia dinobatkan sebagai mahasiswa termuda di kampus Jatinangor Unpad pada 2025. Usianya baru menginjak 15 tahun 8 bulan dan masih tergolong remaja beranjak dewasa.

ADVERTISEMENT

Di Unpad, Benyamin diterima di program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Lalu, apa rahasia Benyamin bisa berkuliah di usia muda?

Memulai Sekolah Lebih Dini di Papua

Biasanya, mahasiswa yang masih di bawah 16 tahun, bisa kuliah karena selama jenjang sekolah sebelumnya ikut program akselerasi. Namun, Benyamin tidak mengikuti program itu.

Melansir laman Unpad, Benyamin menamatkan pendidikan SD hingga SMA dalam waktu yang normal. Ia tidak mengikuti program percepatan atau akselerasi.

Ia bisa berkuliah dengan usia muda karena sejak dini, telah memulai pendidikan formal. Ia mengawali pendidikan SD pada usia 4 tahun.

Alasannya, karena ia begitu dekat dengan kakaknya. Jadi, saat kakaknya mulai masuk SD, Benyamin Iyai yang masih berumur 4 tahun tidak mau berpisah dengan kakaknya.

"Saya menangis dan mau ikut sekolah, akhirnya saya juga ikut bersekolah bersama kakak," kenangnya dalam laman Unpad, dikutip Senin (11/8/2025).

Alhasil, ia memulai SD di usia yang masih sangat muda. Di situlah perjalanan akademik Benyamin Iyai dimulai.

Lanjut Kuliah dengan Beasiswa, Ingin Membangun Papua

Usai lulus dari SMA Negeri 2 Dogiyai pada 2025 ia mendaftar program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Ia mendaftarkan diri karena ingin memperoleh pendidikan di jenjang perguruan tinggi.

Awalnya, Benyamin mengaku pilihan utamanya adalah program studi Akuntansi. Namun dalam proses pendaftaran dan pengumpulan berkas dokumen, pilihan program studi akhirnya tertuju pada Statistika, bidang ilmu yang juga ia incar.

"Yang penting saya bisa kuliah, belajar, dan mendapatkan ilmu untuk masa depan," ungkap Benyamin.

Setibanya di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Benyamin mengaku harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda secara bahasa dan budaya. Sejak datang ke asrama di Jatinangor, ia merasa terbantu dengan keramahan lingkungan Unpad.

"Di Jatinangor, saya mengalami kesulitan ketika berkomunikasi. Oleh karena itu, saya mau belajar bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari," ujarnya.

Sebagai mahasiswa, Benyamin berharap dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan meraih gelar sarjana.

"Saya ingin menjadi sarjana, menulis penelitian, dan suatu saat kembali membangun Papua," tuturnya.




(nir/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads