Lahir tanpa tangan kanan yang sempurna bagi gadis satu ini tak jadi halangan baginya tumbuh sebagai pelajar hebat. Eifie Julian Hikmah namanya, ia adalah mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dari lahir, Eifie telah memiliki disabilitas daksa pada bagian tangannya. Meski demikian, Eifie tetap percaya diri bisa berkembang layaknya pelajar lain.
Dan terbukti, ia tidak kalah unggul dari teman-temannya yang punya fisik normal. Eifie adalah seorang atlet atletik yang sudah punya banyak prestasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan keadaan seperti ini, aku masih bisa beraktivitas, berprestasi, dan belajar dengan baik. Jadi, buat apa harus dengerin omongan orang? Lebih baik percaya sama kemampuanku sendiri," kata Eifie dalam laman UGM, dikutip Rabu (6/8/2025).
Langganan Juara Kelas di Sekolah Umum
Orang tua Eifie awalnya ragu menyekolahkannya ke sekolah umum. Namun, guru di SD umum terdekat Eifie memperbolehkannya untuk sekolah di sana.
Kepandaian Eifie ternyata tak hanya dalam atletik. Sejak kelas 1-6 SD, Eifie selalu meraih peringkat 1 di kelasnya.
Mulai SMP, Eifie bertekad agar dirinya bisa kuliah. Ia tidak mau memiliki nasib seperti almarhum ayahnya yang sempat kuliah tetapi tidak lanjut karena habis biaya.
Dari pengalaman sang ayah pun, Eifie bersikeras untuk melanjutkan pendidikan sebagai penyambung harapan sang ayah. Ibu Eifie turut mendukung Eifie dalam hal akademik maupun atletik.
"Waktu itu lihat video PPSMB Palapa di media sosial. Aku langsung bilang mau kuliah di UGM, pakai almamater karung goni, dan nyanyi lagu PPSMB (Pionir saat ini)," kenangnya.
Selama SMA, ketertarikan Eifie ada dalam mata pelajaran akuntansi. Ia menyenanginya berkat guru akuntansi yang memberikan pembelajaran dengan cara menyenangkan.
"Harapannya, nanti bisa jadi akuntan atau auditor di perusahaan yang menjanjikan atau melanjutkan karier sebagai paraatlet," harapnya.
Merambah ke Dunia Atletik-Juarai Banyak Lomba
Awal mula ketertarikan Eifie dalam dunia atletik ia rasakan saat Pak Karmani, pelatih pertamanya menawari Eifie ikut latihan. Pada latihan pertamanya, Eifie hanya memakai sepatu seadanya.
"Ternyata sejak saya kelas 1 SD beliau sudah memperhatikan, tapi baru minta izin ke orang tua saat saya kelas 3," cerita Eifie.
"Ibu sempat khawatir dengan biaya, tapi ternyata tidak perlu beli seragam atau bayar iuran apa pun," tambahnya.
Saat Eifie mengikuti kompetisi pertama, ia meraih juara kedua pada nomor lari 200 meter di Kejuaraan Walikota Cup Surabaya Se-Jawa Timur. Sejak saat itu, Eifie semakin serius menggelutinya.
"Pernah juga, sisa 50 meter, aku malah melambat. Harusnya bisa dapat perunggu, tapi tersalip, dan selisih waktunya cuma 0,0 detik. Nangis waktu itu," kenangnya.
Kemudian, Eifie juga mendapatkan emas pada Pekan Paralimpik Pelajar Nasional 2023 di Palembang, Di samping keberhasilannya, Eifie mengaku ada beberapa lomba tidak menorehkan medali.
"Kompetisi di Palembang (Pekan Paralimpik Pelajar Nasional 2023) juga berkesan buatku. Ternyata aku bisa lompat jauh dan malah bawa pulang emas dari sini," katanya.
Kuliah di UGM secara Gratis
Eifie kini resmi menjadi mahasiswa baru di program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Bahkan ia dapat kuliah dengan UKT gratis karena mendapatkan beasiswa subsidi UKT 100% dari UGM.
"Subsidi UKT 100% dari UGM sangat meringankan jalanku ke depan," ucapnya.
Selama berkuliah, Eifie ingin aktif di berbagai organisasi. Ia juga ingin membanggakan kampus dengan prestasi atletik lainnya yang akan dia perjuangkan.
"Aku mau mecahin rekor pribadi dan ngalahin lawan-lawan yang selama ini susah dikalahkan," tuturnya.
(cyu/nah)