Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Brian Yuliarto bercerita tentang kehangatan Presiden Prabowo dalam menyambut ilmuwan terkemuka sekaligus peraih Nobel Prize yang hadir di Konvensi Sains dan Teknologi Industri Indonesia (KSTI) 2025.
"Presiden sangat profesional, meskipun jadwal padat dan terus berubah, beliau tetap menyempatkan hadir," ujar Brian dalam acara penutupan KSTI 2025, di Auditorium Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/8/2025).
Brian bercerita, kehadiran Presiden Prabowo berawal dari permintaan para peraih Nobel Prize yang diundang yakni Sir Konstantin Sergeyevich Novoselov (peraih Nobel Prize Fisika 2010) dan Brian Schmidt (peraih Nobel Fisika 2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita mengundang Nobel Laureate itu nggak keluar biaya sedikit pun ya. Itu dia langsung, Pak bisa Pak, oke you can invite us. Langsung dikasih ke manajernya," kata Brian.
"Boleh saya datang, nggak usah bayar. Tapi saya ketemu dong sama Presiden kamu," ucap Brian saat menuturkan permintaan Konstantin.
Kemudian, Brian mengundang Presiden Prabowo untuk menemui mereka sekaligus meresmikan KSTI. Prabowo pun langsung mengiyakan permintaannya.
"Suka dengan material saya. Oh iya 8-10, itu bidang kunci," kata Brian menirukan ucapan Prabowo.
"Akhirnya kita jadwalin," lanjut Brian.
Presiden Prabowo Hadir H-1 Sebelum Acara Mulai
Antusiasme Prabowo menyambut Konstantin dan Schmidt menurut Brian terlihat dari usahanya yang datang pada H-1 acara. Bahkan, ia saja terkejut karena sebelumnya ajudan Prabowo mengatakan Sang Presiden punya jadwal padat.
"Hari Kamis awalnya (Presiden Prabowo naik) helikopter. Tapi Rabu sudah berangkat ke Bandung," kata Brian.
Brian sangat senang dengan antusiasme Prabowo terhadap acara sains ini. Ia juga melihat sang presiden sangat menghargai para ilmuwan.
Brian juga mengapresiasi para ilmuwan dunia yang ingin meramaikan. Bahkan, para ilmuwan tersebut juga sempat menawarkan diri untuk membuat riset soal permasalahan di Indonesia.
"Acara ini sangat baik. Kita semua segera mendengar bagaimana Konstantin menerapkan harapan yang sangat besar. Terhadap sains dan teknologi," kata Brian.
"Dia ingin menulis soal pemberdayaan material Indonesia untuk rujukan menteri. Saya lihat ini leverage terhadap sains dan teknologi sangat-sangat signifikan," kata Brian.
Selain Konstantin, KSTI 2025 juga mengundang ilmuwan hebat lainnya yakni Lam Khin Yong (ahli fisika dari Singapura) dan Chennupati Jagadish (akademikus Australia).
(cyu/cyu)