Sebagai kampus yang fokus dalam bidang teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah melahirkan beberapa inovasi canggihnya. Seperti rompi anti peluru dan peluru yang ramah lingkungan.
Ketiganya dinamai ARMITS (Armor ITS), AUTOMORSE (Automated Morse), dan FRNβ’οΈ (Frangible Round Nose). Inovasi tersebut merupakan hasil pengembangan yang menggabungkan teknologi tinggi, efisiensi operasional, dan keamanan pengguna.
Menurut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Brian Yuliarto inovasi-inovasi yang dipamerkan di pameran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) didesain untuk menjawab tantangan zaman. Selain itu, inovasi juga dibuat untuk mendorong hilirisasi teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah ingin mengapresiasi dan memberikan wadah bagi para peneliti. Diharapkan karya riset dasar maupun yang telah dihilirisasi dapat dipamerkan," ujar Menteri Brian.
Apa saja keunggulan dari inovasi-inovasi karya ITS ini? Simak selengkapnya di sini!
ARMITS: Rompi Anti Peluru
ARMITS merupakan rompi anti peluru dengan bahan Polymer Matrix Composite. Bahan tersebut membuat rompi jadi lebih ringan hingga 50% daripada rompi pada umumnya.
Rompi anti peluru biasanya berbobot 8-10 kg. Selain ringan, ARMITS tahan terhadap kelembapan dan tidak berkarat.
Dengan begitu, pemeliharaan rompi jadi lebih mudah. Pengguna tidak perlu melakukan perawatan yang khusus.
Rompi ARMITS sudah lulus uji balistik standar NIJ Level IIIA. Sehingga mempunyai modularitas pelindung yang memungkinkan pergantian pelat sesuai kebutuhan medan tempur.
AUTOMORSE: Pengirim Sandi Morse Otomatis
AUTOMORSE merupakan pengirim sandi morse otomatis yang diklaim punya keakuratan hingga 98% karena didukung oleh articial intelligence (AI) dan pemrosesan citra sehingga mempermudah komunikasi visual taktis antarkapal.
Alat ini dapat menggantikan sistem lampu morse manual yang sangat bergantung pada keahlian operator. Dengan tingkat akurasi hingga 98% dan dukungan teknologi AI serta pemrosesan citra, AUTOMORSE mampu mengirim dan membaca sandi morse secara otomatis.
Produk ini mengurangi kebutuhan personel dari lima menjadi satu, serta dilengkapi fitur seperti autotracking cahaya, enkripsi, dan protokol komunikasi ganda. Fitur tersebut jadi keunggulan yang belum tersedia pada lampu morse konvensional.
FRN: Peluru Ramah Lingkungan
FRN dikembangkan sebagai peluru frangible 9x19 mm yang langsung hancur saat mengenai permukaan keras. Berbeda dengan peluru konvensional yang bisa memantul dan menyebabkan bahaya sekunder, FRN mengeliminasi risiko tersebut sehingga cocok untuk latihan tembak dalam ruangan dan operasi militer di wilayah padat penduduk.
Selain lebih aman, FRN juga ramah lingkungan karena tidak mengandung timbal. Varian berbahan copper stannum dan copperpolyamide yang digunakan, telah melalui pengujian ketat dan dikembangkan melalui teknik simulasi multisoftware.
Ketiga inovasi tersebut mendapatkan dukungan pembiayaan dari berbagai sumber strategis, seperti Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI), Riset Inovatif Produktif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP), dan Asian Development Bank Higher Education for Technology and Innovation (ADB HETI) ITS.
Selain itu, produk-produk tersebut telah dipamerkan dalam berbagai ajang nasional dan internasional seperti Pameran Litbanghan, Tennovex, SinoX, dan TEKNOFEST di Turki. Dari sisi produksi, ITS telah menjalin kerja sama dengan PT Pindad dan PT Radar Telekomunikasi Indonesia untuk hilirisasi industri dan perluasan penggunaan produk.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara KSTI 2025, Fauzan Adziman menyampaikan bahwa kegiatan ini menekankan konsep kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, industri, dan media.
"Kami ingin semua unsur pentahelix hadir dan berkolaborasi, sehingga diskusi yang terjadi lebih intens dan menghasilkan langkah konkret untuk mempercepat hilirisasi riset dan inovasi di Indonesia," ujar Fauzan.
Melalui pameran teknologi pertahanan di KSTI 2025, pemerintah menegaskan pentingnya sinergi antara riset perguruan tinggi, dukungan industri, dan kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan teknologi nasional, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
(cyu/nwk)