Menbud soal Penulisan Ulang Sejarah RI: Perspektif Bisa Berbeda, Nggak Masalah

ADVERTISEMENT

Menbud soal Penulisan Ulang Sejarah RI: Perspektif Bisa Berbeda, Nggak Masalah

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 25 Jul 2025 18:30 WIB
Menbud Fadli Zon
Foto: Kementerian Kebudayaan
Jakarta -

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyatakan penulisan ulang sejarah Indonesia ini akan mengakomodir semua sudut pandang. Sudut pandang dari berbagai versi sejarawan. Sejarawan adalah mereka yang mempunyai keahlian dan kompetensi di bidang sejarah.

"Siapa mereka? Ya pasti datang dari perguruan tinggi. Jadi bukan orang yang ngaku-ngaku kalau saya ini sejarawan, karyanya apa, bukunya mana, (penulis) sudah teruji di sebagai sejarawan," jawabnya kepada wartawan usai acara Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (25/7/2025).


Buku ini ditulis total oleh 112 sejarawan yang ahli dibidangnya. Para penulis yang berpartisipasi berasal dari 34 perguruan tinggi, dengan gelar doktor, profesor, dan guru besar. Mereka telah dipastikan sudah mengetahui inti permasalahan yang ingin ditulis, punya metodologi, dan mengerti historiografi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ditulis oleh para sejarawan yang profesional, sebagian senior dan junior yang memang (bidang) keahliannya, dan mereka juga sudah meneliti bukan setahun, dua tahun tapi mungkin sudah ada puluhan tahun. Tidak ada intervensi dari kita, tidak sama sekali," ungkapnya

Ia tidak mempermasalahkan jika ke depan ada sejarah yang berbeda dari versi penulisan di buku terbaru. Menurutnya, Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga perspektif bisa berbeda-beda.

ADVERTISEMENT

"Perspektif bisa berbeda-beda, pendapat bisa berbeda-beda, nggak ada masalah. (Tidak akan ada ancaman atau hukuman) kecuali itu hoaks, kadang-kadang fitnah itu baru," jelasnya.

Fadli mengaku dirinya bahkan tidak mengetahui secara lengkap isi dari buku Sejarah Indonesia terbaru. Hal ini bisa terjadi karena ia memberikan kepercayaan penulisan sepenuhnya pada sejarawan.

"Kita serahkan sejarah ditulis oleh para sejarawan, kalau bukan sejarawan yang menulis, siapa? Sejarah ditulis oleh para sejarawan, bukan oleh politisi, bukan oleh aktivis," tuturnya.




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads