Sabtu, 21 Juni 2025 lalu adalah hari yang tak bisa dilupakan oleh Risma Dewi Mulyani dan Sofi Rizqa Agustiani. Pada hari itu, mereka mendapat apresiasi yang sangat hangat dari kawan satu sekolah.
Suara marching band dan sorak siswa di lapang bergema untuk menyambut keduanya. Risma dan Sofi berjalan di tengah lapangan menuju Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Tatacipta Dirgantara yang siap menyambut Sofi dan Risma.
Risma dan Sofi merupakan lulusan SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Jawa Tengah. Tahun ini, mereka berdua dinyatakan lolos ITB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita inspiratif keduanya menarik perhatian banyak pihak termasuk sang Rektor yang kemudian datang langsung mengunjungi mereka. Memang seperti apa kisahnya?
Keterbatasan Ekonomi Tak Halangi Impian Masuk ITB
Risma adalah anak dari pedagang pasar yang berpendapatan Rp 750 ribu-1 juta per bulan. Ia merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.
Sementara Sofi, ia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai tukang las rel kereta, terkadang juga menjadi kuli bangunan.
Kedatangan Rektor ITB ke SMA Unggulan CT Arsa Foundation tersebut bukan tanpa sebab. Ia ingin meyakinkan Risma dan Sofi agar bersemangat kuliah dan tidak khawatir tentang biaya.
"Bapak Rektor menyampaikan agar tidak usah khawatir karena berasal dari keluarga yang kurang berada, kita harus tetap belajar dan percaya kalau kita bisa." ujar Risma dikutip dari laman ITB.
Perjuangan Risma & Sofi Sekolah hingga Tembus ITB
Sekolah asal Risma & Sofi, SMA Unggulan CT Arsa Foundation adalah sekolah berasrama sekaligus gratis bagi siswa dengan kondisi ekonomi kurang mampu. Seleksi masuk sekolah ini pun cukup ketat.
Dari sana Risma & Sofi telah membuktikan perjuangannya dalam menempuh pendidikan sudah dilakukan sejak masuk SMA. Keduanya juga jadi sosok yang bersungguh-sungguh dalam belajar.
Mereka mendapatkan dukungan dari sekolah dalam menyiapkan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Risma lolos ITB lewat jalur SNBP, sedangkan Sofi lewat jalur SNBT. Skor UTBK SNBT Sofi terbilang sangat tinggi yakni 747. Kini, keduanya menjadi mahasiswa baru di program Rekayasa Sumberdaya Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH-R) ITB.
Meski Sofi tak seperti Risma diterima lewat SNBP, ia tetap punya prestasi yang tak kalah hebat seperti Juara 5 OSN Biologi tingkat Kabupaten 2023, Juara 2 OSN Kabupaten 2024, serta Juara 2 Nasional POSI Biologi.
Dapat Laptop dan Bantuan Dana Pendidikan
Selain mendapatkan apresiasi dari Rektor ITB dan teman satu sekolahnya, Risma dan Sofi mendapatkan beasiswa berupa dana pendidikan. Plus mereka juga mendapatkan laptop untuk menunjang kegiatan perkuliahannya nanti.
Cerita Risma dan Sofi ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah hak semua orang, termasuk bagi yang terbatas secara ekonomi. Risma dan Sofi berpesan kepada siswa yang ingin masuk ITB untuk terus berjuang, pantang menyerah.
"Tidak apa-apa bermimpi. Jangan sampai menyesal karena tidak pernah mencoba" ucap Risma.
"Kita bisa merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Kalau belum berhasil boleh sedih, tapi harus cepat bangkit," tambah Sofi.
(cyu/pal)