Faye Simanjuntak Cucu Luhut Lulus Tsinghua University dengan Beasiswa 'Diam-diam'

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Selasa, 24 Jun 2025 09:00 WIB
Wisuda Faye Simanjuntak yang dihadiri kakeknya Luhut Pandjaitan Foto: (Luhut Binsar Pandjaitan via IG @luhut.pandjaitan)
Jakarta -

Faye Hasian Simanjuntak lulus dari Tsinghua University dengan beasiswa 'diam-diam'. Faye tak memberitahu satupun keluarganya saat melamar beasiswa itu. Tahu-tahu ia wawancara dan lolos!

Proses Faye mencari beasiswa diam-diam itu diceritakan sang kakek Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam akun instagram resminya @luhut.pandjaitan pada Senin (23/6/2025), dikutip dan ditulis, Selasa (24/6/2025).

"Suatu hari, tanpa sepengetahuan kami, ternyata Faye mendaftar dan akhirnya diterima di program beasiswa Schwarzman Scholars di Tsinghua University. Ia tidak meminta rekomendasi dari satu pun anggota keluarga. Tiba-tiba, ia mengabari bahwa ia akan wawancara di New York Dan seluruh biayanya ditanggung penuh," tulis Luhut.

Luhut menuliskan, Faye akhirnya lolos seleksi beasiswa dari ribuan pelamar seluruh dunia.

"Kami hanya bisa tertegun bangga dan bersyukur. Yang paling membanggakan kami adalah, dari puluhan ribu pendaftar global, hanya sekitar 3-5% atau 100-200 anak yang diterima beasiswa tiap tahunnya," tulis Luhut.

Luhut berharap, banyak anak-anak Indonesia yang bisa meraih beasiswa unggulan dunia seperti Schwarzman Scholar. Beasiswa seperti ini, menurut Luhut tak sekedar soal pendidikan tapi juga bisa membuka jejaring global yang sangat luas, lintas disiplin dan lintas budaya.

Mantan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) ini menguraikan di angkatan Faye saja, terdapat peserta dari Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, Australia, Singapura, hingga Afrika.

"Saya ingin suatu hari semakin banyak anak-anak bangsa hadir di ruang-ruang seperti itu, berdiskusi, belajar, dan membangun koneksi yang kelak akan memperkuat tanah air mereka," harap Luhut dalam tulisannya.

Pencapaian Faye ini membuatnya sebagai kakek, yang dipanggil Opung, berhasil membuatnya meneteskan air mata haru.

"Hari ini, ketika nama Faye dipanggil ke atas panggung, tak sadar air mata saya menetes. Ada haru dan bangga menyatu di dada. Cucu kebanggaan saya berhasil lulus dari 12 kampus terbaik di dunia," tulis Luhut.

Sebagai Opung, Luhut ingin Faye selalu mengingat nasihatnya.

"Bahwa sejauh apapun engkau melangkah, ke mana pun engkau belajar, dan di forum mana pun engkau berbicara, jangan pernah lupa bahwa negeri ini adalah tanah kelahiranmu. Di sinilah tempatmu mengabdi dan membangun dan menanamkan kembali semua ilmu dan nilai yang engkau pelajari. Jangan pernah merasa terlalu besar untuk bangsa ini. Tapi juga jangan merasa terlalu kecil untuk memberi dampak," pesan Luhut untuk cucu kesayangannya itu.

Aktivis dan Pernah Masuk Forbes 30 Under 30

Apakah Faye lulus S1 atau S2, tidak disebutkan persis dalam tulisan Luhut. Dalam arsip detikEdu, Faye menempuh SMA Jakarta International School kemudian melanjutkan S1 di Georgetown University's School of Foreign Service (SFS), Amerika Serikat. Dalam laman Schwarzman Scholars, Faye sudah menjadi penerima beasiswa saat menempuh kuliah di Georgetown University.

Perempuan kelahiran 10 April 2002 itu sudah menjadi aktivis sejak usia 9 tahun. Faye sudah mempelajari isu perlindungan anak. Kemudian pada 2013 lalu, ia mulai aktif bersuara tentang pentingnya anak-anak dalam memahami hak-hak mereka.

Selama menggeluti bidang tersebut, Faye pernah dinominasikan sebagai tiga finalis teratas di penghargaan International Children's Peace Prize yang digelar oleh Kids Rights.

Faye juga tergerak mendirikan sebuah yayasan sosial bernama yayasan Rumah Faye. Yayasan itu didirikan bersama sang Bunda saat ia berusia 11 tahun. Rumah Faye membahas isu perlindungan anak yang menentang perdagangan, kekerasan, dan eksploitasi terhadap anak. Adapun tujuan Faye mendirikan yayasan ini adalah agar setiap anak memiliki hak untuk hidup, mendapatkan perlindungan, bertumbuh kembang, dan berpartisipasi.

Bahkan saat ia berkuliah di SFS dan beradaptasi dengan kehidupan di Georgetown University, AS, Faye masih berupaya mengembangkan program baru untuk Rumah Faye di Indonesia.

"Rumah Faye berencana untuk membuka tempat pelatihan gratis bagi individu yang menjadi korban atau rentan terhadap perdagangan manusia, eksploitasi, atau pelecehan pada tahun 2023," jelasnya dilansir dalam laman Georgetown University.

Atas kiprah dan prestasinya itu, putri dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, MSc ini masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 pada Februari 2020 lalu, ketika masih berusia 18 tahun. Dalam penghargaan Forbes, Faye bersanding dengan deretan nama anak muda inspiratif lainnya, seperti Maudy Ayunda, David Christian, Elisa Suteja, dan lainnya.

Faye juga masuk dalam "30 and Under: Young Asians to Watch dan Gen. T Leader of Tomorrow" karena kontribusinya di bidang perlindungan anak.



Simak Video "Video: Isi Pembicaraan Luhut saat Temui Jokowi di Hari Lebaran"

(nwk/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork