KemenkoPMK: Kalau Pekerjaan Diganti Mesin, Golongan Ini Bakal Rentan Nganggur

ADVERTISEMENT

KemenkoPMK: Kalau Pekerjaan Diganti Mesin, Golongan Ini Bakal Rentan Nganggur

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 19 Jun 2025 16:00 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan KemenkoPMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan KemenkoPMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum. (Foto: Nikita Rosa/detikedu)
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KemenkoPMK) mengungkapkan ada golongan yang rentan menganggur jika pekerjaan diganti mesin. Golongan apa yang dimaksud?

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK,Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengatakan jika perkembangan teknologi saat ini sudah sangat pesat. Hal ini beriringan dengan peluang kerja yang meningkat.

"Dengan teknologi yang memang sangat besar, terutama teknologi digital kita, ini menjadi peluang kerja yang bisa kita masukkan," ujar Woro dalam sambutannya di acara Peluncuran Futuremakers Youth Employability Programme di Hotel Artone, Jakarta, Kamis (19/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Woro mengungkapkan jika penggunaan internet di Indonesia sudah mencapai 73,7 persen. Hal ini juga mendorong semakin banyaknya lini pekerjaan yang diotomatisasi atau diganti mesin. Namun, pembaruan teknologi ini bisa merugikan golongan tertentu.

"Kalau terjadi otomatisasi dan sebagainya, yang paling mudah digantikan itu adalah perempuan," kata Woro.

ADVERTISEMENT

Menurut Woro, mudahnya perempuan tersingkir di era perkembangan teknologi adalah karena kemampuan teknologi perempuan yang masih di bawah laki-laki.

"Makanya peningkatan yang pasti para skill dan seterusnya bagi perempuan terhadap teknologi, ini menjadi satu hal yang menjadi keharusan," tegasnya.

Tingginya Perempuan yang NEET

Selain rentan terhadap teknologi, Woro juga menyoroti tingginya angka perempuan yang tergolong NEET (Not in Education, Employment, or Training) alias nggak sekolah, nggak kerja dan nggak menjalani kursus dan pelatihan apapun.

"Pemuda kita yang masih di dalam kelompok NEET itu masih hampir 24 persen dan yang paling besar itu adalah perempuan," katanya.

Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan per Agustus 2024, jumlah NEET laki-laki berada di angka 3.814.989 orang. Sedangkan perempuan 5.184.989 orang.

Namun ia melihat jika ketimpangan gender dari tahun ke tahun semakin menurun. Artinya, menurut Woro, diskusi perempuan untuk memimpin dan aktif semakin terbuka.

"Jadi prosesnya menurun. Artinya upaya-upaya kita untuk mendorong perempuan aktif secara ekonomi, aktif di politik, aktif di pemerintahan, dan seterusnya, itu sebenarnya sudah sangat luar biasa kita lakukan," pungkasnya.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads