Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Diponegoro (Undip) Mochammad Ariyanto PhD ciptakan robot hybrid berbasis serangga. Robot ini dinamai serangan sibernetik atau cyborg insects.
Cyborg insects menjadi inovasi Ariyanto yang akan bermanfaat bagi kemanusiaan. Kemampuan utamanya adalah mencari dan menyelamatkan korban bencana alam di wilayah perkotaan.
Tidak sendiri, Ariyanto menggandeng ilmuwan Jepang untuk melakukan penelitiannya ini. Penelitiannya juga didanai Moonshot RND sebuah organisasi penelitian bergengsi di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robot Serangga Masa Depan
Cyborg insects memiliki dua sistem navigasi yang memungkinkannya bermanuver dengan baik di lingkungan kompleks. Kemampuan ini dinilai lebih modern dibanding temuan serangga sibernetik lainnya.
Bila studi terdahulu hanya memungkinkan robot serangga bergerak pada lingkungan yang datar, cyborg insects milik Ariyanto diproyeksikan untuk menjalankan tugas sulit. Terutama berkaitan dengan bidang kemanusiaan dan bencana alam.
Seperti menginspeksi lokasi pasca bencana yang berbahaya dilakukan manusia hingga penyelamatan korban pada kondisi ekstrem. Karena berbasis serangga dan ukurannya kecil, robot ini bisa menjelajahi semua medan.
Dari lingkungan sempit seperti pipa, reruntuhan bangunan, lokasi dengan oksigen yang rendah, bahkan eksplorasi laut dan luar angkasa!
"Di luar isu kebencanaan, serangga sibernetik juga bisa dimanfaatkan untuk mengakses situs warisan budaya yang sensitif yang tak boleh dijamah manusia," kata Ariyanto dalam keterangan tertulis dikutip dari laman Undip, Senin (24/2/2025).
Manfaatkan Perilaku Alami Serangga
Robot serangga yang penuh manfaat ini sudah diuji coba di laboratorium Jepang dengan sirkuit sederhana. Karena berbasis serangga, robot ini juga dirancang memiliki perilaku alami serangga.
Contohnya berjalan di dinding, memanjat, permukaan pasir, sampai jalan berbatu. Dari semua medan yang diberikan, cyborg insects mampu mencapai tujuannya dengan baik.
Hal ini menunjukkan bila robot ini juga memiliki potensi untuk keperluan pengintaian dan eksplorasi di lokasi bencana. Temuan Ariyanto dan ilmuwan Jepang ini disebut telah diberitakan oleh lebih dari 20 media massa internasional termasuk NHK Jepang.
Berpotensi Dikembangkan Indonesia
Ariyanto menjelaskan teknologi hybrid robot berbasis serangga ini memang awalnya dibuat untuk kepentingan Jepang. Karena negara itu sangat rawan bencana gempa.
Tetapi, bukan berarti ke depan temuannya tidak bisa dikembangkan di Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki satu kemiripan dengan Jepang sebagai negara rawan bencana gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.
Ke depan, profesor tamu di Departemen Teknik Mesin Osaka University Jepang itu akan mengembangkan teknologi serupa. Namun menggunakan basis hewan lain seperti burung, ikan, atau hewan lainnya.
"Selain menggabungkan teknologi robotika dengan hewan, saya juga akan mengembangkan gabungan antara teknologi robotika dengan manusia seperti tangan bionik dan exoskeleton yang mana teknologi ini tentunya akan sangat bermanfaat besar bagi manusia sehat atau pasien dengan disabilitas", tandas Ariyanto.
(det/pal)