Kegigihan Sari, Guru Disabilitas yang Manfaatkan Teknologi untuk Didik Siswa

ADVERTISEMENT

Kegigihan Sari, Guru Disabilitas yang Manfaatkan Teknologi untuk Didik Siswa

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 19 Feb 2025 14:30 WIB
Guru Sari gigih mengajar siswa di tengah keterbatasan fisiknya sebagai penyandang disabilitas.
Guru Sari gigih mengajar siswa di tengah keterbatasan fisiknya sebagai penyandang disabilitas. Foto: Kemenag RI
Jakarta -

Keterbatasan fisik bukanlah penghambat bagi sosok satu ini untuk mencerdaskan anak bangsa. Menyandang disabilitas tak surutkan Sari untuk terus mengajar siswa di MTs Negeri Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara.

Perempuan dengan nama lengkap Rizky Mulia Sari Harapan tersebut mengalami gangguan pada tangan kirinya sejak 36 tahun silam. Meski terbatas secara fisik, Sari tak berbeda jauh dengan guru lain.

"Mungkin awalnya murid-murid di sini bingung. Biasanya yang masuk itu guru normal, tapi kok malah saya. Saya memberikan pemahaman kepada siswa tentang kondisi saya, namun seiring berjalannya waktu, semuanya mencair," ujar Sari, dikutip dari laman Kemenag, Rabu (19/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempuh Perjalanan 30 Km dari Rumah ke Sekolah

Ibu dari dua anak ini pun harus bersusah payah untuk berangkat ke sekolah. Ia menempuh perjalanan darat dari Dusun 11 Desa Bangun Sari ke sekolahnya yang berjarak 30 km menggunakan angkot.

Jarak yang jauh tak menjadikan semangat Sari surut untuk mengajar. Ia punya prinsip bahwa kerja ikhlas harus disertai doa agar senantiasa diberi kelancaran.

ADVERTISEMENT

"Apalagi saya biasa terdidik tanpa bergantung pada orang lain. Intinya, ada niat, pasti kita bisa," ungkap Sari.

Cara Sari Beradaptasi di Sekolah

Sari mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MTsN Sergai. Menyiasati kekurangannya dalam hal fisik, Sari memanfaatkan teknologi seperti laptop dan proyektor untuk mengajar.

Sebelumnya, Sari sempat memakai tangan palsu yang terbuat dari stainless steel. Namun karena merasa repot, akhirnya Sari tak lagi menggunakannya.

Semangatnya dalam mengajar terus tumbuh berkat dukungan dari guru lain. Sari senang karena guru-guru di sekolahnya terus memotivasi dirinya.

"Saya sangat nyaman dengan keluarga yang sudah terbentuk di MTsN Sergai. Apalagi gurunya juga sangat baik dan memahami kekurangan saya. Namun, saya juga mengakui kalau saya mudah beradaptasi di setiap lingkungan, sehingga meyakinkan diri saya sendiri terlebih dahulu untuk mendapatkan kenyamanan itu," ungkapnya.

Lulusan Universitas Negeri Medan ini juga bersyukur lantaran dirinya resmi diangkat sebagai guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak Maret 2019. Sebelum itu, ia adalah guru honorer selama bertahun-tahun.

"Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 01 Juni 2019, saya ditugaskan mengajar di MTsN Sergai. Apa yang saya dapatkan adalah anugerah dari Allah SWT, saya lulus dari seleksi khusus dan menjadi seorang guru," katanya.

Buktikan Penyandang Disabilitas Setara

Sebagai penyandang disabilitas, Sari merasa bahwa pada masa sekarang kelompok seperti dirinya sudah setara dalam beberapa pekerjaan. Ia berpendapat para disabilitas saat ini punya peluang besar untuk berkontribusi di masyarakat.

"Beberapa tahun ke belakang, disabilitas itu kurang dipercaya. Namun, sekarang kami bisa diberikan kesempatan untuk berkontribusi di dunia masing-masing, seperti saya di dunia pendidikan," katanya.

Diakui oleh salah seorang murid Sari, Laura Audya Br Purba, Sari memiliki kedekatan dengan banyak siswa. Dalam suatu kesempatan, Sari pernah mengundang siswa-siswanya ke rumah hingga menonton bioskop bersama.

"Ustadzah Sari menginspirasi kami, tentunya kami siswa lebih giat lagi. Sosok Ustadzah Sari ini sangat menginspirasi kami di MTsN Sergai, semangatnya, cara mengajarnya patut kami jadikan panutan," ungkap Laura.

Kepala MTsN Sergai Nurleli pun menegaskan Sari setara dengan guru normal lainnya. Di mata Nurleli, Sari adalah sosok pemutus stigma akan guru disabilitas.

"Beliau membuktikan jika disabilitas mampu berkarya, menjadi seorang guru di madrasah. Dia mampu bersekolah di SMA Negeri 8 Medan dan kuliah di Unimed. Ini membuktikan kerja keras atas upayanya yang tak pernah berputus asa," kata Nurleli.




(cyu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads