Akun TikTok yang dimiliki Dede Sulaeman, @de.desul, naik daun dalam beberapa pekan terakhir. Bagaimana tidak, guru PJOK ini terlihat mengajarkan materi sehari-hari, seperti menyetrika, dalam videonya.
"Perkenalkan, nama saya Dede Sulaeman. Saya guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, atau PJOK di SD Negeri Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur," demikian Dede mengenalkan diri kepada detikEdu dikutip Selasa (18/2/2025).
Dede bercerita jika dirinya sudah mengajar selama 11 tahun. Ia pernah mengajar di Global Islamic School selama 2 bulan. Kemudian ia meniti karier di SDN Cinyawar sebagai guru PJOK hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Mula Selipkan Materi Life Skills dalam PJOK
Dede merasa jika masyarakat seringkali mengira PJOK hanya mengajarkan materi olahraga. Padahal, menurutnya, PJOK merupakan materi yang sangat holistik.
"Mata pelajaran PJOK itu sangat holistik, baik melatih keterampilan, melatih kognitif, dan juga melatih afektif atau sikap," ucapnya.
Di dalam Kurikulum Merdeka yang tengah diadopsi sekolahnya, ada empat elemen dalam mata pelajaran PJOK.
"Saya berfokus, ada satu elemen yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu memilih hidup yang menyehatkan," jelasnya.
![]() |
Dede menjelaskan jika elemen ini menekankan pentingnya hidup sehat sebagai pilihan untuk anak-anak. Dede kemudian memilih materi tentang bagaimana menjaga kebersihan pakaian.
"Makanya dari rangkaian tujuan pembelajaran yang saya pilih tersebut. Maka saya kenalkan ke anak-anak bahwa pentingnya menjaga kebersihan pakaian. Nanti berdampaknya akan seperti apa kalau kita pakai pakaian kotor. Lalu setelah pakaian kotor itu, kita harus bagaimana dari awal sampai proses bisa kita gunakan kembali pakaian itu," ujarnya.
Setelah bertahun-tahun mengejarPJOK,Dede memutuskan untuk membawa praktek nyata ke ruang kelas, salah satunya dengan mengajarkan siswamenyetrika.
Mengajar 65 Siswa untuk Menyetrika
Kelas yang Dede ajar memiliki jumlah siswa yang cukup banyak, yakni 65 orang. Dengan jumlah yang tak sedikit, Dede akhirnya membagi siswa menjadi kelompok dengan satu orang penanggungjawab.
"Bagaimana cara mengatur kelompok, lalu siapa siswa yang bisa saya manfaatkan untuk menjadi pengawas di setiap kelompok dalam proses pembelajaran," jelasnya.
Tak hanya membagi kelompok, Dede juga perlu memastikan jika setrika bukanlah bahan mainan. Oleh karena itu, Dede menjelaskan bagaimana prosedur menggunakan setrika dengan benar.
"Di awal-awal, saya coba jelaskan bagaimana prosedur menggunakan setrikaan," tuturnya.
Selepas mengajar, Dede merasa jika hal yang paling berkesan adalah bagaimana siswa mampu melaksanakan pembelajaran yang sering dianggap 'berbahaya' untuk seusianya.
"Anak-anak itu ternyata mampu melaksanakan pembelajaran yang dikira orang lain berbahaya atau belum waktunya. Tetapi jika kita sebagai guru menerapkan strategi dan metode yang sesuai, ternyata mereka mampu melakukan keterampilan tersebut,"ungkapnya.
![]() |
Siswa Langsung Praktek di Rumah
Sepulang dari sekolah, Dede dihubungi langsung oleh salah satu wali siswa. Ternyata, wali siswa itu mengatakan jika anaknya sedang menyetrika.
"Bikin saya kaget adalah, sore-sore atau malam hari, saya langsung menerima word of mouth dari orang tua bahwa anaknya sedang menyetrika," katanya.
"Artinya, ada sebuahprogres dari pembelajaran bahwa setrika itu bukan hanya sebatas pembelajaran. Ternyata, mereka menyadari keterampilan ini bermanfaat untuk bekal mereka hidup menjadi manusia yang mandiri,"imbuhnya.
Rutin Refleksi Pembelajaran
Ide-ide pembelajaran yang unik ternyata Dede dapatkan dari refleksi yang ia lakukan. Dede menjelaskan jika setelah mengajar, ia akan merefleksi kekurangan, kelemahan, dan kekuatan dalam pembelajaran pertama.
"Dalam refleksi itu, saya menuliskan catatan-catatan tadi dan tiba-tiba saja muncul inspirasi untuk bagaimana pertemuan kedua itu bisa dilakukan oleh anak yang lebih inklusif, menyenangkan, dan juga lebih bermakna untuk anak-anak," jelasnya.
Selain itu,Dede juga rutin mengikutiakun pembelajaran dari luar negeri. Lewat 'jendela dunia' ini,Dede bisa melihat kegiatan yang dilakukan oleh para pengajar di berbagai negara.
![]() |
"Kita juga bisa terinspirasi dari aktivitas-aktivitas jasmani ini di luar negeri," tambahnya.
Di akhir, Dede berpesan untuk guru PJOK di Indonesia agar mengubah paradigma. Ia mendorong para guru untuk bisa mengembangkan keterampilan dan sikap anak melalui PJOK.
"Mari kita merubah paradigma, kita kobarkan semangat PJOK ini secara bersama-sama bahwa PJOK merupakan mata pelajaran yang holistik bisa mengembangkan keterampilan pengetahuan dan juga sikap pada anak-anak. Oleh karena itu, jangan berhenti untuk terus berinovasi membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat," pungkasnya.
(nir/faz)