.webp)
Virus baru yang menyebar di China dilaporkan telah sampai ke Indonesia. Pada Kamis (9/1/2025) lalu, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa ada beberapa anak yang terkena virus bernama Human Metapneumovirus (HMPV) tersebut.
Merespons keadaan ini, Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dr Fiona Paramitha SpA mengingatkan bahaya HMPV pada anak-anak. Dia meminta orang tua untuk tidak mengabaikan virus ini.
"HMPV kerap diabaikan, meskipun dampaknya pada anak-anak terutama berusia di bawah lima tahun cukup signifikan," ujar Fiona dalam keterangan tertulis dikutip dari laman Unesa, Minggu (12/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirip Flu Biasa, Tapi...
Fiona menjelaskan HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Gejalanya memang mirip flu biasa.
"Tetapi pada anak-anak tertentu, infeksi ini bisa berujung pada penyakit berat seperti bronkitis atau pneumonia," jelasnya.
Virus HMPV kini dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi dunia kesehatan. Salah satu alasannya karena penularannya yang begitu cepat.
Anak-anak yang memiliki kondisi tertentu seperti malnutrisi atau penyakit kronis harus mendapat perhatian. Karena mereka adalah kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.
"Pada kasus ringan, gejala HMPV hanya berupa pilek, batuk, atau demam ringan. Namun, pada kasus berat, anak bisa mengalami sesak napas, mengi, bahkan gagal napas," imbuh Fiona.
HMPV dan RSV
HMPV sering ditemukan bersama dengan jenis virus lainnya yakni respiratory syncytial virus (RSV). Keduanya jadi penyebab banyaknya kasus infeksi saluran pernapasan pada anak-anak Indonesia.
Mirip dengan COVID-19, penularan tercepat HMPV dilakukan melalui droplet, yakni percikan cairan dari batuk atau bersin seseorang yang terinfeksi. Virus ini juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan beda yang terkontaminasi, seperti gagang pintu, ponsel, meja, kursi, kunci, dan lainnya.
Proses penularan terjadi ketika anak/seseorang memegang benda-benda terkontaminasi itu dan menyentuh mulut, hidung, atau mata.
Sementara lokasi yang paling sering menyebarkan virus HMPV menurut Fiona adalah tempat ramai. Misalnya daycare, sekolah, bahkan rumah sakit.
"Anak-anak di tempat ramai lebih mudah tertular, karena mereka sering berbagi mainan atau bersentuhan dengan teman-temannya," tambahnya.
Tips Pencegahan HMPV
Perlu metode pemeriksaan khusus untuk mengetahui seseorang terinfeksi HMPV atau tidak. Salah satu metode yang paling sensitif dan spesifik untuk mendeteksi virus ini adalah RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction) menggunakan sampel swab nasofaring.
Selain itu juga ada tes lainnya seperti rapid antigen test, immunofluorescence assay (IFA), dan serologi. Meski begitu, menurut Fiona PCR tetap menjadi metode terbaik untuk memastikan infeksi HMPV terutama jika gejalanya berat.
Sampat saat ini, belum ada vaksin atau obat spesifik untuk HMPV. Maka dari itu, dosen FK Unesa mengingatkan lebih baik untuk melakukan pencegahan, seperti:
1. Penting menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
2. Mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik.
3. Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan mainannya.
4. Mengajarkan etika batuk yang benar.
5. Mengisolasi anggota keluarga yang sakit untuk mengurangi kontak dengan anak-anak.
6. Mengurangi kunjungan ke tempat ramai, terutama selama musim infeksi saluran pernapasan.
7. Memastikan agar anak mendapat nutrisi yang cukup.
"Tidak perlu panik, tetapi jangan anggap remeh. Dengan edukasi dan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa melindungi anak-anak dari infeksi yang berpotensi serius," tutupnya.
(det/faz)
