Kado manis awal tahun kembali datang dari prestasi mahasiswa Indonesia di dunia internasional. Kali ini prestasi gemilang dicatatkan melalui ajang debat internasional atau World Universities Debating Championship (WUDC) 2024.
WUDC merupakan turnamen debat terbesar di dunia yang diadakan rutin setiap tahunnya. Menggunakan format Debat Parlemen Inggris, kompetisi ini diselenggarakan di Panama City, Panama pada 27 Desember 2024 hingga 4 Januari 2025.
Dalam kompetisi ini, mahasiswa RI meraih dua penghargaan yakni English as Foreign Language (EFL) Champion dan Boby Andika Ruitang Award sebagai EFL Finals Best Speaker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepulangan tim Indoensia ke Tanah Air disambut langsung oleh Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Maria Veronica Irene Hardjiono. Senin (7/1/2025) lalu. Irene mengucapkan selamat atas raihan prestasi yang sangat membanggakan.
"Selamat atas raihan prestasinya pada ajang WUDC di Panama. Perjuangan kalian sungguh luar biasa mulai dari mengikuti ajang talenta nasional lalu ke tahap pembinaan hingga pulang meraih prestasi membanggakan," tutur Irene dikutip dari laman Puspresnas, Rabu (8/1/2025).
Hadapi 27 Tim dari 13 Negara
Diketahui WUDC Panama diikuti sekitar 229 tim dari 111 perguruan tinggi di 40 negara. Indonesia sendiri mengirimkan dua tim dari dua perguruan tinggi.
Yaitu Jennifer Marcellyn Cen dan Rachel Chen dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan Fransiska Anastasia Hutabarat dan Ramazan Bayram Sofiano dari Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Para peserta sebelumnya merupakan grand finalis dan tim teratas hasil preliminari ajang talenta National University Debating Championship (NUDC) tahun 2024 yang lolos seleksi Pembinaan Tahap I dan Tahap II oleh Puspresnas.
Dua penghargaan yang berhasil diraih tim Indonesia dicatatkan oleh tim BINUS. Jennifer dan Rachel berhasil meraih penghargaan Best EFL Champion.
Kemudian Jennifer Marcellyn Cen juga dinobatkan sebagai EFL Finals Best Speaker dan berhak menerima penghargaan Boby Andika Ruitang Award.
Jennifer ungkapkan rasa syukur dengan prestasi barunya di WUDC. Menurutnya pengalaman ini akan menjadi motivasi untuk terus berprestasi.
"Tentu sangat senang atas raihan prestasi di WUDC. Saya berterima kasih kepada Puspresnas atas kesempatan yang diberikan sehingga kami bisa meraih EFL Champion," katanya.
"Pengalaman ini menjadi motivasi kami untuk terus berprestasi," imbuhnya.
Hal serupa juga disampaikan Rachel Chen, rekan satu tim Jennifer. Menurutnya selama kompetisi ia menghadapi 27 tim dari 13 negara.
Menghadapi negara yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris sangat baik menjadi tantangan terberatnya. Meski begitu, ia yakin dan percaya kemampuan tim dan berhasil meraih juara.
"Tantangannya itu bertemu tim berbeda dari negara-negara berbeda yang bahasa Inggrisnya sangat lancar. Dengan kepercayaan diri kami akhirnya bisa meraih penghargaan EFL Champion," ujarnya.
Didampingi Tim Mentor
Keberhasilan tim Indonesia juga tak lepas dari peran Puspresnas dan tim mentor yang mendampingi peserta di ajang WUDC. Mentor tim Indonesia adalah Tengku Omar Azfar Haqqani dari English Speaking Union (ESU) Universitas Padjadjaran.
Diceritakan Tengku, Jennifer dan Rachel menjadi EFL Champion setelah mengalahkan tim Kolombia, Brasil, dan Meksiko. Tentu menjadi kebanggaan yang luar biasa baginya.
Menutup, Irene menyatakan keberhasilan ini adalah bagian dari tugas Pusat Prestasi Nasional. Yakni mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik.
"Pembinaan Ajang Talenta Internasional merupakan upaya penting dalam mengembangkan prestasi peserta didik. Para peserta didik dijaring dari Ajang Talenta Nasional lalu difasilitasi pembinaan dan dipersiapkan secara matang untuk berprestasi di tingkat internasional," tegas Irene.
(det/nwy)