Cerita Fatih Juarai Best Video Game Hackathon di Kanada, Banyak Tantangan Sebelum Lomba

ADVERTISEMENT

Cerita Fatih Juarai Best Video Game Hackathon di Kanada, Banyak Tantangan Sebelum Lomba

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 04 Jan 2025 08:00 WIB
Fatih Nararya
Fatih Nararya (dua dari kiri). Foto: Dok. Pribadi Fatih Nararya via ITB
Jakarta -

Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB), Fatih Nararya NRI berhasil meraih kemenangan pada kompetisi video game di Hack Western 11, salah satu hackathon bergengsi di Kanada.

Bagi yang belum tahu, hackathon adalah kompetisi kolaboratif untuk mengembangkan proyek perangkat lunak guna menjawab permasalahan berdasarkan peluang bisnis.

Pada hackathon yang diikuti oleh Fatih, pesertanya terdiri dari 62 tim dengan total 189 peserta dari berbagai latar belakang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai Tantangan Sebelum Kompetisi

Fatih sebenarnya menghadapi banyak tantangan untuk ikut dalam hackathon ini. Semula ia memperoleh penolakan dari sejumlah hackathon besar lain yang sudah diincar, misalnya Hack the Valley dan NewHacks. Bahkan ia sempat tidak bisa ikut Hack Western 11.

Untungnya berkat dukungan teman yang ia temui saat menjadi volunteer pada Hack the North bernama Tyson dan negosiasi dengan panitia, akhirnya Fatih sukses memperoleh slot untuk ikut.

ADVERTISEMENT

Saat ini Fatih sedang mengikuti program IISMA ke University Toronto di Kanada. Perjalanan menuju Western University di London cukup panjang.

Fatih harus membeli tiket bus yang mahal dan mengorbankan dua kelas kuliah, serta menghadapi cuaca London yang saat itu lebih dingin dari Toronto. Ia pun baru bisa memperoleh tim sesaat sebelum hackathon dimulai.

Fatih membentuk tim bersama Nathan, Mahdi, dan Dhir, mahasiswa Ilmu Komputer dari Western University dan University of Waterloo. Mereka mengembangkan proyek bertajuk suite permainan berbasis electroencephalography (EEG).

Proyek tersebut dirancang guna membantu individu dengan keterbatasan mobilitas, misalnya quadriplegia, untuk bisa tetap menikmati bermain game. Menurut mereka, proyek ini mungkin juga bisa melatih penderita ADHD menahan fokus dalam waktu lama secara kontinu.

Fatih dan tim berhasil menciptakan tiga permainan sederhana yang bisa dikontrol menggunakan headband EEG yaitu:

  1. Permainan menara balok menggunakan deteksi kedipan mata untuk menjatuhkan balok.
  2. Permainan memori yang dikendalikan gerakan kepala untuk menguji daya ingat.
  3. GyroFocus, yakni permainan yang menggabungkan kendali kemiringan kepala serta tingkat konsentrasi.

Fatih dan timnya berhasil meraih kategori Best Video Game Hack dengan mengalahkan 8 pesaing lain yang juga mengambangkan video game.

Pentingnya Berjejaring

Fatih menilai keberhasilannya ini berhasil raih utamanya karena kolaborasi tim yang baik, kemampuan teknis setiap anggota tim dalam tiap bagianya, juga proses ideasi yang robust pada awal proyek hingga mereka berhasil menciptakan inovasi unik.

Ia mengatakan hackathon mengajarkan pentingnya fokus dan kerja keras. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keberuntungan kerap memengaruhi hasil akhir kompetisi ini.

"Hackathon mengajarkan kita untuk terus berusaha membuat karya keren tanpa terlalu keras menyalahkan diri jika tidak menang. Karena pada akhirnya banyak sekali faktor di luar kendali kita, seperti jumlah dan kualitas kompetitor, bounty apa yang cenderung dipilih oleh kompetitor, bias yang dimiliki juri akibat latar belakang keahliannya, dan seterusnya," ungkapnya, dikutip dari situs resmi ITB pada Jumat (3/1/2025).

Melalui kompetisi ini, Fatih turut merefleksikan pentingnya berjejaring. Ia tak hanya berkenalan dan berteman dengan rekan sesama tim, tetapi juga peserta lainnya, bahkan berbincang dengan HR di perusahaan Big Blue Bubble. Ia pun memperoleh tawaran company tour, meski sayang tak bisa ia hadiri.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads