Dua tokoh nuklir Indonesia meraih penghargaan Anugerah Talenta Unggul Siwabessy Award dan GA Siwabessy Memorial Lecture 2024 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Keduanya yakni Prof Dr Zaki Su'ud, MEng dan Dr Liem Peng Hong.
Siwabessy Award dan GA Siwabessy Memorial Lecture adalah penghargaan BRIN kepada insan dan tokoh perusahaan, industri, akademisi, maupun profesional yang sudah berkecimpung, berprestasi, dan menghasilkan inovasi serta temuan luar biasa, lewat perhatian mendalam pada dunia ketenaganukliran.
Ini merupakan tahun pertama Siwabessy Award diberikan dalam tiga tahun penyelenggaraan G.A. Siwabessy Memorial Lecture. Sebelumnya belum ada sosok yang dinilai memenuhi kriteria penghargaan. Penganugerahan pada kedua tokoh nuklir RI ini diberikan di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada Kamis (5/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh Peraih Penghargaan Nuklir BRIN
1. Zaki Su'ud
Zaki Su'ud meraih penghargaan Anugerah Talenta Unggul Siwabessy Award 2024. Semasa muda, kelahiran Wonosobo, 12 Desember 1962 ini merampungkan pendidikan di S2-S3 Department of Nuclear Engineering, Graduate School of Science and Engineering, Tokyo Institute of Technology. Pendidikan S3 diselesaikan Zaki Su'ud pada 1995 silam.
Berbekal pendidikan tinggi dan pengalamannya, Zaki mengembangkan penelitian di bidang analisa dan desain PLTN generasi lanjut. Dalam penelitiannya, ia mengembangkan lebih lanjut program difusi dan burnup, serta program analisis kecelakaan dengan sejumlah pengembangan model dan fitur. Zaki juga aktif meneliti di bidang instrumentasi.
Ia tercatat mengembangkan sejumlah komputer klaster untuk melakukan komputasi paralel. Hasil pengembangannya ini berfungsi untuk menunjang penelitian analisis reaktor nuklir yang lebih canggih.
Zaki Su'ud kini tengah mengusulkan sejumlah paten terkait desain reaktor MCANDLE generasi terbaru dan program komputer baru. Ia juga telah menghasilkan 225 paper yang terbit di SCOPUS dan lebih dari 100 paper lain di jurnal nasional, prosiding nasional, dan lainnya.
Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB) ini telah meluluskan 160 mahasiswa, meliputi 25 mahasiswa S3, 60 mahasiswa S2 dan 75 mahasiswa S1.
2. Liem Peng Hong
Liem Peng Hong merupakan diaspora Indonesia yang berkarya di Jepang. Pada rangkaian penganugerahan ini, ia didapuk sebagai tokoh nuklir yang memberikan kuliah ilmiah GA Siwabessy Memorial Lecture 2024.
Kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini semula menempuh S1 Teknik Nuklir (TN), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM). LPH, begitu singkatan namanya,kemudian terpilih untuk menjalani tugas belajar pascasarjana di bidang teknik nuklir di Tokyo Institute of Technology (TIT) Jepang pada 1987.
LPH kelak lulus S3 sebagai Doctor of Engineering dengan gelar cum laude pada 1993. Disertasi S3 Liem Peng Hong mengangkat tema litbang desain reaktor riset fluks tinggi dengan moderator grafit dan pendingin gas helium. Terkait di dalamnya yakni aspek desain netronik, manajemen bahan bakar teras, termohidrolik, serta analisis simulasi kecelakaan reaktor.
![]() |
Setelah menyelesaikan pendidikan program S3, Liem ditempatkan di Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) GA Siwabessy (RSG GAS) di Bidang Fisika Reaktor (BFR). Ia pun aktif di Nippon Advanced Information Service (NAIS), Tokyo City University (TCU).
Berkarier di Jepang, Liem Peng Hong mengalami dua kecelakaan nuklir utama, yakni kecelakaan kekritisan JCO Tokaimura September 1999 yang berjarak 5 km dari rumahnya dan kecelakaan parah PLTN Fukushima Dai-Ichi Maret 2011 yang berjarak 125 km dari rumahnya. Peristiwa ini memberi dampak khusus pada kegiatan litbang dan isi kontrak komersial yang ia terima, yang tidak bisa dijumpai di negara lain.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko berharap kedua ahli nuklir RI ini dapat menginspirasi pelajar Indonesia untuk menggeluti dan memperkuat bidang nuklir Indonesia.
"Memberikan motivasi supaya mahasiswa di UI, di ITB, UGM, itu mau masuk ke bidang ini. Mereka melihat ada Pak Zaki dan Pak Liem yang luar biasa, dan ingin menjadi sepertinya di masa depan," ucapnya.
(twu/nah)