Dapat UKT Tinggi dan Harus Nyambi Kerja, Mahasiswa Ini Harap Ada UKT Golongan Menengah

ADVERTISEMENT

Dapat UKT Tinggi dan Harus Nyambi Kerja, Mahasiswa Ini Harap Ada UKT Golongan Menengah

Nur wasilatus Sholeha - detikEdu
Kamis, 27 Jun 2024 09:00 WIB
Metallic coins with a black mortarboard forming a financial graph over white background. Savings concept. Horizontal composition with selective focus and copy space.
Ilustrasi uang kuliah. Foto: Getty Images/iStockphoto/MicroStockHub
Jakarta -

Mahasiswa kelompok kelas menengah tak lepas dari kesulitan pembayaran dalam sistem UKT. Pasalnya, golongan ini sering kali dianggap mampu dan ditetapkan pada UKT yang terbilang tidak sedikit. Sementara, mahasiswa kelas menengah dianggap tidak cocok sebagai penerima bantuan biaya hidup.

Salah satu yang merasakannya yaitu KR, mahasiswa akhir salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur yang UKT-nya ditetapkan Rp 6 jutaan. KR menilai golongan tersebut termasuk menyulitkannya dan keluarga.

"Ibu saya itu ibu rumah tangga tapi, kalau bapak saya itu kerja di wiraswasta," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KR juga mengaku pekerjaan ayahnya tidak dapat mencukupi UKT yang diterapkan kepadanya.

Penentuan UKT di kampusnya tergantung dengan formulir yang diisi ketika baru kuliah. Namun, yang menjadi keluh kesah KR sendiri adalah pembagian golongan UKT di kampusnya, terutama pada keluarganya yang kelas menengah, tetapi diberikan UKT tinggi.

ADVERTISEMENT

KR mengaku orang tuanya mengeluh setiap hari karena pembayaran UKT nya tetap terbilang Rp 6 jutaan dan tidak turun-turun. Untuk itu, KR memilih untuk kuliah sambil kerja di kafe, walaupun mengorbankan nilai akademiknya yang menurun akibat waktunya yang sudah terbagi.

"Kalau buat kerja itu terutama bantuan bayar UKT terus sama cari uang buat diri sendiri kayak gitu," ungkapnya kepada detikEdu (12/06/2024).

Pengajuan penurunan UKT pernah ia lakukan ketika COVID-19 dan mendapatkan penurunan yang lumayan, tetapi hanya berlaku di masa pandemi saja. Uang kuliah tunggalnya pun kembali seperti semula.

Walaupun hasil kerja yang didapatkan lumayan, tetapi KR sendiri tidak berpikir untuk keluar dari kampus. Ia ingin menyelesaikan kuliahnya, apalagi sudah di semester akhir.

Berharap Ada Sistem Baru Pembagian UKT untuk Golongan Menengah

Akibat sistem pembagian UKT yang didapatkan KR tidak sesuai dengan kondisi ekonominya, KR mengharapkan ada perubahan sistem yang berlaku di kampusnya.

"Mungkin mulai ada sistem-sistem bagus, misal mengenai pembayaran UKT yang di mana ada golongan yang mulai dari ke bawah, menengah, sampai ke atas," harap KR.

"Orang-orang kan terkadang hanya mampu menangis, tapi dimasukkan golongan yang kalangan atas jadi kayak gitu," imbuhnya.

Menurutnya, tidak ada UKT golongan menengah di kampusnya. Bagi KR hal itu membuat kebanyakan mahasiswa di sana sangat susah untuk masuk ke golongan yang mereka mampu.

Harapan ini senada dengan pandangan anggota Komisi X DPR Ratih Megasari Singkarru. Melalui rapat kerja Komisi X DPR RI pada Kamis (13/6/2024), dia mengungkapkan penggunaan model UKT dapat lebih dieksplorasi, tidak hanya meringankan bagi keluarga tidak mampu, tetapi juga meringankan kelas menengah yang punya lebih dari satu anggota keluarga mengenyam pendidikan tinggi.

"Sebenarnya yang kelas menengah ini adalah kelompok yang terkadang kita miss. Jadi mereka tuh kan posisinya nanggung. Miskin tidak, kaya juga tidak, tapi tanggungannya juga banyak," kata Ratih.

Untuk itu, ia mengusulkan adanya beasiswa bagi mahasiswa keluarga menengah.

"Karena prestasi itu kan tidak melulu sebenarnya untuk yang tidak mampu tapi sebenarnya yang di kelas menengah inilah sasaran utamanya. Yang tadi saya bilang mereka ini ada di kelompok di tengah-tengah. Jadi tolong perhatiannya juga untuk kelompok yang kelas menengah ini," terang Ratih.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads