Kisah Perjuangan Love's, Anak Penjual Rempeyek yang Lolos SNBP UGM & Raih Kuliah Gratis

ADVERTISEMENT

Kisah Perjuangan Love's, Anak Penjual Rempeyek yang Lolos SNBP UGM & Raih Kuliah Gratis

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 20 Jun 2024 11:30 WIB
Loves dan kedua orang tuanya
Love's dan kedua orang tuanya. Foto: UGM
Jakarta -

Masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tanpa tes adalah hal yang diinginkan banyak orang. Beruntungnya, kesempatan tersebut berhasil diraih oleh Love's Nurani Hasan.

Ia adalah mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) yang lolos lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024. Ia diterima di prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UGM).

"Ini impianku sejak SMA untuk bisa kuliah di Akuntansi FEB UGM," tutur Love's dalam laman UGM, dikutip Kamis (20/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak tanggung-tanggung, Love's berhasil mendapatkan beasiswa penuh. Ia dibebaskan membayar uang kuliah tunggal (UKT) sebesar 100 persen.

ADVERTISEMENT

Hal tersebut sangat Love's syukuri mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang masih terbatas. Bahkan, Love's sempat ragu melanjutkan pendidikan tinggi lantaran takut tidak sanggup membayar.

"Sebenarnya keinginan kuliah sudah ada sejak SMP. Namun saat itu saya masih ragu mengingat keterbatasan ekonomi keluarga," ungkapnya.

Alasan Ekonomi Jadi Dorongan Kuat untuk Kuliah

Pemasukan keluarga Love's saat ini sangat ditentukan oleh sang ibu yang menjadi tulang punggung. Ibunya berjualan rempeyek dan bumbu pecel untuk mencari nafkah.

Love's bercerita bahwa kondisi ekonomi keluarga awalnya stabil tetapi sejak kedua orang tuanya mengalami kecelakaan pada 2017, keuangannya mulai berubah. Imbas dari kecelakaan, sang ayah mengalami cedera permanen ditambah diabetes. Akibatnya ayahnya tak bisa bekerja seperti biasa lagi.

"Ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga. Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tutur Love's.

Untuk mencukupi kebutuhan, Love's dan orang tuanya bahkan harus menjual aset. Keadaan tersebut akhirnya membuat Love's berusaha jualan untuk membantu ayah dan ibunya.

"Ya sebisanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri, bersyukur juga terkadang bisa bantu orang tua. Sejak SD saya berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesori, dan kerudung," ujarnya.

Oleh karena itu, Love's bertekad untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya dengan berkuliah. Ia juga berusaha keras supaya bisa kuliah gratis.

"Akhirnya ya saya terbiasa berjuang, dan akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi," kata Love's

Tetap Berprestasi Meski Sekolah Sambil Cari Uang

Sebelum keberhasilannya menembus UGM dengan dibebaskan biaya kuliah, Love's rupanya adalah pekerja keras saat masa sekolah menengah. Selama bersekolah di SMA 1 Probolinggo, Love's berjualan.

Namun, saat itu ia terpaksa harus berhenti karena pembeli makin sepi. Akhirnya, ia sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop.

Meski sibuk mencari uang, Love's tak menyepelekan urusan belajar. Ia termasuk siswa berprestasi di sekolahnya.

Love's pernah meraih nilai rata-rata UN tertinggi se-Kota Probolinggo di tingkat SD. Kemudian di jenjang SMP ia menjadi juara 1 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kota Probolinggo tahun 2019 dan 2020.

Satu per satu kejuaraan berhasil Love's menangkan. Sederet prestasinya selama sekolah antara lain Juara 1 Lomba Musik Islami Tingkat Kota, dan Juara 3 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 1 Olimpiade Akuntansi Tingkat Nasional Universitas Widyagama, Juara 1 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 2 Juara National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days, dan Juara 3 Olimpiade Ekonomi Tingkat Nasional PRE Universitas Jember.

"Tentu saja setiap dapat hadiah dari lomba-lomba, saya selalu sisihkan untuk membeli kebutuhan rumah," ucapnya.

Motivasi Love's bisa melakukan semua itu menurutnya karena sosok ibu yang tangguh. Ia ingat saat akan berangkat mengikuti olimpiade tetapi hujan, sang ibu berkeliling ke tetangga untuk meminjam payung sambil hujan-hujanan.

"Ibu adalah sosok yang selalu memotivasi saya untuk tetap semangat di tengah banyaknya omongan-omongan yang meremehkan. Ada saja yang meremehkan mimpi saya, mereka bilang anak orang miskin mustahil untuk kuliah," ucapnya.

Kepada anak-anak lain yang tengah berjuang masuk PTN, Love's mengingatkan untuk yakin atas impian yang diinginkan. Menurutnya, ia bisa sampai sejauh ini karena tak kecil hati terhadap kesempatan-kesempatan besar yang datang kepadanya.

"Jalani dengan usaha dan kerja yang lebih keras. Kita hanya perlu berusaha, melakukan yang terbaik, yakin pada mimpi kita, dan selalu berdoa serta berserah kepada Allah pasti akan selalu memberikan pertolongan. Jangan lekas menyerah karena kerikil-kerikil yang kita temui di jalan akan menjadi sangat indah saat kita berhasil mencapai tujuan," pesannya.




(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads