Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Program ini dicanangkan dalam memenuhi kebutuhan dokter. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia masih kekurangan 29.179 dokter spesialis.
"Dengan 24 fakultas kedokteran yang dapat menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis dan 420 rumah sakit dari 3.000 RS di Indonesia berpotensi menjadi Rumah Sakit Pendidikan, ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya dengan standar Internasional," tutur Jokowi dilansir dari laman Kemenkes RI, Senin (6/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Indonesia hanya memiliki sebanyak 156.310 dokter umum. Dengan target 1 dokter umum untuk 1.000 penduduk, artinya Indonesia masih butuh sebanyak 124.294 dokter umum.
Angka tersebut membuat Indonesia menempati peringkat ke-147 dalam pemenuhan rasio dokter. Selain itu, Bappenas juga mencatat ada sebanyak 2.700 lulusan dokter per tahunnya dari 24 program pendidikan dokter spesialis.
Distribusi Dokter Masih Belum Merata
Meski telah banyak dokter relawan, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi mengatakan distribusi dokter di Indonesia belum merata. Masalah ini masih belum terselesaikan selama 79 tahun.
Oleh sebab itu, Kemenkes yakin bahwa Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan ini dapat mempercepat pemenuhan akan dokter.
Budi menerangkan kebutuhan jumlah dokter sesuai target baru bisa dipenuhi dalam kurung waktu 10 tahun. Namun, dengan adanya program baru ini maka diprediksi hanya membutuhkan waktu 5 tahun.
"Kita perlu mendistribusikan sekitar 29.000 dokter spesialis sampai ke level kabupaten/kota dan ini akan secara dinamis kita lakukan," ujar Budi.
Ia menyebut lulusan dari program ini akan setara dengan dokter spesialis lulusan program pendidikan dunia. Kemenkes telah mengajak kolegium dari dalam maupun luar negeri untuk menetapkan standar pendidikan. Selain itu, organisasi akreditasi Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) pun turut digandeng oleh Kemenkes.
"ACGME untuk bantu memastikan semua standar lulusan rumah sakit pendidikan di Indonesia sama dengan standar dari John Hopkins dan Mayo Clinic," kata Budi.
(cyu/nwk)