Rahasia Fahmi Diterima 43 Kampus Luar Negeri, Mau Tahu Strateginya?

ADVERTISEMENT

Rahasia Fahmi Diterima 43 Kampus Luar Negeri, Mau Tahu Strateginya?

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 05 Mei 2024 19:00 WIB
Fahmi Sirma Pelu penerima 43 LoA luar negero
Fahmi Sirma Pelu penerima 43 LoA luar negeri. Foto: Dok. Pribadi Fahmi Sirma Pelu via LPDP Kemenkeu
Jakarta -

Detikers mungkin pernah mendengar kisah-kisah siswa yang diterima di belasan kampus luar negeri. Namun, ada lho mahasiswa Indonesia yang bahkan mampu memperoleh puluhan letter of acceptance (LoA) dari universitas-universitas di luar negeri.

Itulah pencapaian yang didapat Fahmi Sirma Pelu, asal Negeri Hitu, Maluku. Tak tanggung-tanggung, Fahmi memperoleh 43 LoA dari berbagai perguruan tinggi mancanegara.

Meski demikian, Fahmi mengaku memperoleh 43 LoA bukanlah hal yang mudah. Dia lebih dulu memperoleh penolakan dari sana sini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulusan Sarjana Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada itu terdorong untuk terus melanjutkan studi ke jenjang magister lantaran kegemarannya pada disiplin ilmu linguistik dan rumpun sosial humaniora.

"Kalau dibilang mudah sih enggak, karena saya sering gagal juga. Beberapa kali saya ditolak di beberapa jurusan. Bahkan di jurusan yang saya pikir saya cukup mumpuni di applied linguistik," ungkapnya, dikutip dari tulisan Tony Firman dalam LPDP Kemenkeu.

ADVERTISEMENT

Fahmi baru mendapatkan banyak LoA saat menyelesaikan program Pengayaan Bahasa yang diselenggarakan LPDP. Ambon daerah asalnya masuk dalam program Beasiswa Daerah Afirmasi. Pengayaan Bahasa secara khusus diberikan kepada peserta yang lolos seleksi Beasiswa Afirmasi.

Rahasia Memperoleh 43 LoA

Fahmi melakukan teknik tebar jala. Dia gencar mendaftar di berbagai universitas mancanegara yang diinginkannya dan terutama tak berbayar.

Satu per satu, Fahmi berhasil mengumpulkan 43 LoA. Hingga akhirnya dia memilih program Master of Asian and Pacific Studies di Australian National University (ANU).

Fahmi memilih ANU lantaran kampus tersebut memiliki peneliti-peneliti Austronesia. Hal ini sejalan dengan minatnya yang besar untuk mempelajari lokalitas di daerahnya yang berkaitan dengan rumpun kebudayaan Pasifik dan Melanesia.

Fahmi menuturkan, adanya pengalaman profesional yang berkaitan dengan jurusan yang dia ambil, dapat menjadi nilai lebih ketika mendaftar dan memperoleh LoA. Pengalaman tersebut dapat dikaitkan dengan rencana yang ingin dipelajari dan diteliti. Selain itu, isi esai personal statement juga dapat berpengaruh dalam meyakinkan universitas tujuan.

"Bagaimana kita bisa menjelaskan diri kita, minat riset kita, dan apa yang sudah kita lakukan di akademik dan di professional experience, saya pikir itu jadi salah satu kekuatan yang saya milik," jelasnya.

Fahmi mengatakan pernah mendapat unconditional offer dari Edinburgh University, walaupun tidak memenuhi IPK minimal yang ditetapkan. Menurutnya hal ini bisa terjadi karena dia mampu memaparkan kondisi-kondisi yang menyebabkan IPK-nya di bawah syarat.

Negosiasi dan redefinisi kelebihan diri disebutnya sebagai kunci ketika ingin meruntuhkan tembok-tembok persyaratan.

Fahmi mengatakan, jika ditotal dengan kampus-kampus yang tidak menerimanya, ada sekitar 50 kali lebih dia mendaftar kampus untuk memperoleh LoA. Penggiat literasi bernama Hikayat Tanah Hitu ini pun ingat betul ada sejumlah kampus dengan biaya, justru tidak menerimanya.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads