Kisah Ega Ayu, Putri Buruh Harian yang Lulus Cumlaude UNY & Ingin Jadi Guru

ADVERTISEMENT

Kisah Ega Ayu, Putri Buruh Harian yang Lulus Cumlaude UNY & Ingin Jadi Guru

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 01 Mar 2024 08:30 WIB
Ega Ayu Wulandari dan Keluarga Saat Wisuda UNY
Foto: Doc. Humas UNY/Ega Ayu Wulandari, Lulusan Cumlaude UNY
Jakarta -

Keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk menggapai cita-cita melalui pendidikan tinggi. Hal ini dibuktikan oleh Ega Ayu Wulandari, yang baru saja lulus dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan predikat cumlaude.

Ega, sapaannya, mulanya tak berpikir untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang kuliah. Hal ini lantaran ia menyadari bahwa penghasilan orang tuanya hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Ayahnya berprofesi sebagai buruh harian lepas yang bekerja hanya jika ada panggilan. Sementara ibunya bekerja di pabrik genting dengan upah yang tidak seberapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghasilan orang tua yang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari membuat saya berpikir dua kali untuk melanjutkan kuliah. Apalagi saya memiliki adik yang juga masih sekolah," ucap Ega dalam keterangan tertulis yang diterima detikEdu, Kamis (29/2/2024).

Ia hanya berpikir bahwa setelah lulus sekolah jenjang menengah atas, ingin langsung bekerja dan membantu perekonomian keluarga.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, ia memilih sekolah di SMKN 2 Depok Sleman Jurusan Elektronika Audio Visual.


Sempat Gagal SNMPTN/SNBP

Di tengah-tengah studi di SMK, Ega baru mulai memiliki tekad untuk melanjutkan kuliah. Tekad ini ia tunjukkan dengan mendaftar SNMPTN atau yang sekarang disebut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Namun, proses menuju kuliahnya ternyata menemui kegagalan. Ega tidak lolos jalur SNMPTN setelah mendaftar jurusan manajemen dan ilmu komunikasi.

"Sewaktu SNMPTN saya mencoba mengambil jurusan manajemen dan ilmu komunikasi, namun tidak lolos," ungkapnya.

Kegagalan ini tidak menjadi akhir upaya bagi Ega. Ia segera mendaftar ke jalur berikutnya yakni SBMPTN atau yang kini dikenal dengan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Ega pun lolos menjadi mahasiswa UNY dengan jalur ini.

"Saya mencoba lagi ikut UTBK SBMPTN walaupun waktu itu dibarengi dengan Ujian Kelulusan Kejuruan yang juga cukup menyita pikiran dan tenaga. Alhasil dengan modal niat dan giat belajar saya lolos di UNY," tambahnya.

Kebanggaan Orang Tua

Di UNY, Ega berhasil masuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya.

Hasil ini pun turut menuai bahagia untuk orang tua Ega. Ayahnya, Sumaryanto, mengatakan bahwa anak pertamanya tersebut sejak kecil memang memiliki cita-cita menjadi guru tetapi diurungkan karena keterbatasan biaya.

"Anak saya itu pintar, pengen sekali jadi guru tapi kalau harus kuliah tidak punya uang. Tetapi alhamdulillah ada beasiswa KIP-Kuliah yang dapat membantu biaya kuliah. Saya senang Ega akhirnya bisa kuliah di UNY," ungkapnya.

Sementara ibunya, Peni Lestari, menuturkan rasa senangnya ketika mendengar Ega bisa diterima di jurusan impian yaitu PBSI.

"Sedari kecil, Ega memang suka berpuisi dan bahkan pernah menjuarai lomba di tingkat sekolah," ucapnya.

Aktif Organisasi dan Berprestasi hingga Lulus

Bekal kebahagiaan orang tua ini kemudian dibawa Ega untuk serius dalam menjalani studi di pendidikan tinggi. Keseriusannya ia tunjukkan dengan berbagai prestasi yang ia buat.

Meski ia masuk kuliah saat masa pandemi COVID-19, selama kuliah di UNY, Ega aktif dalam berbagai organisasi kampus.

"Saya sangat bersyukur bisa mendapat bantuan pendidikan KIP-K selama kuliah. Karena itu saya tidak akan menyia-nyiakan waktu kuliah saya," ujar gadis kelahiran 24 September 2000 tersebut.

Tercatat, ia mengikuti beberapa organisasi seperti unit kegiatan sastra dan teater Unstrat serta unit penelitian mahasiswa tingkat fakultas di UKM Limlarts. Di UKM Limlarts, Ega bergabung di Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) dan juga pernah menjadi Kepala Departemen (Kadep) dan DPO di UKM tersebut.

Tak sampai di situ, saat semester 6, ia juga sempat menjadi guru les mengajar calistung untuk anak PAUD dan TK. Ia juga mengajar anak-anak SD untuk semua mata pelajaran dengan sistem door to door ke rumah muridnya.

Bahkan semasa skripsi, Ega juga sudah bekerja menjadi guru honorer di salah satu SMP swasta.

Apa yang dilakukan Ega akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan saat lulus. Sumaryanto dan Peni Lestari menjadi orang tua yang bangga karena putrinya, Ega Ayu Wulandari, berhasil menamatkan pendidikan sarjananya dengan IPK 3,78 dan meraih predikat cumlaude.

Ingin Menjadi Guru

Ega mengatakan bahwa dirinya ingin mengabdikan dirinya untuk bangsa dan mencerdaskan anak-anak didiknya dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki.

Ia berharap setelah lulus dapat melanjutkan Program Profesi Guru (PPG) agar bisa mengikuti tes PPPK dan menjadi guru yang professional di bidangnya. Ega juga menyimpan keinginan studi lanjut S2 jika masih diberikan kesempatan.

Sebagai orang tua, Sumaryanto dan Peni Lestari hanya bisa berharap agar anaknya dapat mewujudkan semua hal yang dicita-citakan.

"Jangan sampai anak-anak saya hanya jadi seperti bapaknya, harus jadi orang yang sukses. Lulus S1 ini hanya salah satu mimpi dari mereka, jadi terus kejar impian sampai dapat. Semoga ilmu yang didapatkan selama kuliah di UNY juga bisa bermanfaat bagi banyak orang," tutup Sumaryanto.




(faz/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads