Mantan Menperin Saleh Husin Lulus Doktor UI dengan IPK 3,96, Summa Cumlaude

ADVERTISEMENT

Mantan Menperin Saleh Husin Lulus Doktor UI dengan IPK 3,96, Summa Cumlaude

Tim detikFinance - detikEdu
Senin, 26 Feb 2024 12:00 WIB
Eks Menperin Saleh Husin Lulus Doktor UI, Sebut RI Perlu Bandel soal Hilirisasi
Eks Menperin Saleh Husin pasca sidang doktor (24/2/2024). Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Jakarta -

Mantan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin telah lulus ujian doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI). Saleh Husin memperoleh predikat yudisium summa cumlaude dengan IPK 3,96.

Saleh menyusun disertasinya dengan judul "Hilirisasi Industri Sawit untuk Memperkuat Perekonomian Nasional dan Meningkatkan Posisi Tawar Indonesia dalam Perdagangan Dunia". Dia menyorot berbagai poin, termasuk potensi pemanfaatan sawit yang menurutnya kurang optimal.

"Kita merupakan produsen maupun konsumen (sawit) terbesar, tapi harga justru dikendalikan oleh Bursa Malaysia dan Bursa Rotterdam (Belanda). Ini yang saya riset untuk bagaimana, justru kita yang harus kendaliin. Kendaliinnya yaitu kuncinya hilirisasi," ujarnya usai menjalani sidang di Makara Art Center, Kampus UI Depok pada Sabtu (24/2/2024), dikutip dari detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan hilirisasi kita bisa kendalikan termasuk harga," katanya lagi.

Saleh menegaskan walaupun ada banyak perlawanan dari dunia internasional terhadap hilirisasi, menurutnya hal ini harus tetap berjalan. Dia menilai yang terpenting adalah kondisi dalam negeri yang tidak terganggu, meski Indonesia kalah di WTO.

ADVERTISEMENT

62 Negara Nikmati Perdagangan Sawit dari RI

Melalui disertasinya, Saleh mengatakan ada 62 negara yang menikmati perdagangan sawit yang asalnya dari Indonesia. Maka, saat Indonesia melakukan hilirisasi, pasokan minyak sawit ke negara-negara itu pun berkurang.

"Nah kalau kita melakukan hilirisasi maka tentu suplai minyak mentah, dalam hal ini CPO ke 62 negara tersebut pasti berkurang. Namanya orang sudah nyaman kalau diganggu kenyamanannya pasti teriak dengan berbagai alasan," ungkapnya.

Meski begitu, Saleh menilai Indonesia harus pandai dalam menyikapi sesuatu dan tak terlalu mengikuti tuntutan tersebut. Dia menilai Indonesia perlu sedikit bandel supaya tak mudah dikendalikan.

"Itulah, jadi kita harus pandai-pandai juga. Jangan terlalu ngikut juga. Perlu bandel-bandel dikit juga. Kalau kita ngikut terus ya dikendalikan terus," kata dia.

"Indonesia dibikin sekadar suplai bahan mentah, mereka yang melakukan hilirisasi di sana. Dijual bahan jadinya di Indonesia, ini yang harus kita rebut," lanjutnya.

Saleh turut menyinggung Malaysia yang mengekspor sekitar 600 ribu sawit ke Belanda. Di lain sisi, Belanda yang tak punya lahan sawit juga dapat mengekspor produk ke negara-negara lain. Belanda dapat mengekspor CPO 1 juta ton, padahal sawitnya berasal dari Indonesia.

"Dia ekspor ke negara-negara Eropa lagi, dia yang menikmati keuntungan," ungkapnya lagi.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads