Prakerja diundang untuk menghadiri secara langsung forum Community Resilience Partnership Program (CRPP) yang digelar Asian Development Bank di Bangkok, Thailand. Pada kesempatan tersebut, perwakilan Prakerja berbagi pengalaman tentang perlindungan sosial adaptif.
Forum CRPP berlangsung selama 3 hari dari tanggal 26-28 Februari 2024. Adapun tema yang menjadi fokus agenda tahun ini adalah 'Keterampilan untuk Komunitas yang Tahan terhadap Perubahan Iklim'.
Seperti diketahui, dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, maka masyarakat dunia perlu beralih ke mata pencaharian baru yang lebih tahan dan adaptif terhadap dampak negatif perubahan iklim. Karenanya, keterampilan yang relevan dan adaptif menjadi kunci bagi masyarakat lokal untuk melakukan transisi dan terlibat dalam penghidupan yang berketahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam diskusi panel Pre-Community Resilience Partnership Program Forum Workshop, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari memaparkan data Bappenas yang menunjukkan daerah pesisir menjadi yang paling terdampak oleh perubahan iklim di Indonesia.
"Menariknya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan dari total desa yang ada, sebanyak 16,5% atau sekitar 13.365 desa berada di wilayah pesisir. Di mana 42% dari desa pesisir justru memiliki dominasi penduduk yang bekerja di bidang pertanian," ungkap Denni dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2/2024).
Denni menjelaskan pihaknya menyadari pentingnya digitalisasi dalam membantu memperluas jangkauan pemerintah ke masyarakat pesisir. Karena itu, kata dia, Prakerja hadir menyediakan program pengembangan keterampilan berskala besar guna memfasilitasi akses pelatihan bagi masyarakat luas dengan menggunakan layanan digital end-to-end. Tidak hanya peserta di wilayah pesisir, melainkan semua penerima Program Kartu Prakerja memiliki opsi waktu berlatih dengan ketersediaan kelas malam dan kelas akhir pekan yang memungkinkan peserta untuk tetap dapat mengikuti pelatihan meski memiliki kesibukan di siang hari.
"Karena di Prakerja, 60% peserta pernah atau sedang bekerja, entah itu sebagai karyawan atau memiliki usaha kecil," ujar Denni.
Lebih lanjut dia memaparkan Survei Evaluasi MPPKP 2020-2021 menunjukkan layanan end-to-end digital turut berkontribusi terhadap peningkatan orang bekerja dan belajar melalui internet di daerah pesisir. Selain itu juga membantu mengatasi halangan untuk belajar dan beradaptasi menghadapi tantangan perubahan iklim ke depannya.
Pada kesempatan yang sama, Denni juga menguraikan bagaimana Prakerja telah memberikan kesempatan re-skilling bagi penerima manfaat untuk memperoleh keterampilan baru untuk beralih ke peran pekerjaan yang berbeda.
"Secara statistik, sebanyak 12% dari Peserta Program Kartu Prakerja yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian maupun perikanan ternyata bekerja di luar sektor pertanian dan perikanan dimana pendapatan mereka meningkat sebesar 12%. Sedangkan mereka yang tetap bekerja di sektor pertanian dan perikanan income-nya meningkat sebanyak 8%" jelas Denni.
Dia menyebut hal ini sebagai upaya Prakerja dalam memberikan keleluasaan dalam memilih berbagai pilihan pelatihan kepada peserta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dalam konteks transisi hijau, lanjut Denni, Prakerja memainkan peran vital dengan menyediakan pelatihan berbasis green economy.
"Untuk pertanian, jenis kursus yang tersedia, misalnya pestisida ramah lingkungan, cara mendaur ulang sampah, kami terus perbarui dan tingkatkan dengan menambahkan kursus yang relevan dengan ekosistem," ungkap Denni.
Langkah ini menurutnya adalah bentuk upaya Prakerja untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini dan proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan masa depan, terutama dalam konteks ekonomi hijau.
"Prakerja berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap peserta, tidak peduli latar belakang atau kondisi mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kompetensi dan beradaptasi dengan tantangan global. Melalui inisiatif seperti ini, Prakerja membuktikan dirinya sebagai program yang tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga pada pembangunan ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, dengan pandangan ke depan yang berkelanjutan dan adaptif dalam ketahanan perubahan iklim," paparnya.
(prf/ega)