Kisah 2 Lulusan Penyandang Disabilitas yang Kompak Raih IPK Cumlaude dari UB

ADVERTISEMENT

Kisah 2 Lulusan Penyandang Disabilitas yang Kompak Raih IPK Cumlaude dari UB

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 23 Jan 2024 09:00 WIB
Wisudawan Disabilitas dari Universitas Brawijaya
Wisudawan Disabilitas dari Universitas Brawijaya. (Foto: Universitas Brawijaya)
Jakarta -

Universitas Brawijaya (UB) baru saja meluluskan 763 mahasiswa pada Sabtu, 20 Januari 2024 di Gedung Samantha Krida. Dari ratusan wisudawan, terdapat dua wisudawan difabel yang sukses meraih IPK Cumlaude.

Duwi Purnama Sidik, S.Kom dan Elo Kusuma Alfred Mandeville, S.Tr.Ds. terlihat tersenyum saat menerima ijazah dari Rektor UB, Prof Widodo.

Duwi Purnama Sidik yang biasa dipanggil Duwik, lulus dengan IPK 3,65 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan dari Program Studi Teknik informatika Fakultas ilmu komputer. Saat ini, Duwi tengah melanjutkan studi S2 Ilmu Komputer dengan program Fast Track.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai mahasiswa daksa kursi roda, saya ingin ke depannya bisa bekerja dengan duduk, dan jurusan Teknik Informatika menjadi salah satu opsi. Selain itu dari kecil saya suka segala hal yang berbau teknologi dan prospek kerja jurusan ini bagus," paparnya dalam laman UB dikutip Senin (22/1/2024).

Duwi mengaku mendapatkan banyak kemudahan selama berkuliah. Baik dalam hal akademik maupun non akademik.

ADVERTISEMENT

Aktif Organisasi dan Kepanitiaan

Duwik juga aktif mengikuti berbagai organisasi dan kepanitiaan. Ia aktif di Pusat Komunikasi dan Informasi di Eksekutif Mahasiswa (EM), menjadi Ketua Departemen Humas di Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS).

Ia juga mengikuti kepanitiaan seperti Informatics Education and Learning for Society Enhancement, Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru, Olahraga dan Seni, serta Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar.

"UB memiliki Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang membantu memudahkan perkuliahan. FILKOM juga menyediakan banyak akses untuk kursi roda, sehingga memudahkan mobilisasi. Dosen dan Tenaga Kependidikan juga sangat support perkuliahan. Kalau ada kendala saya sampaikan saja, pasti dibantu," ujarnya.

Ikut Konferensi

Elo Kusuma Alfred Mandeville lulus dengan IPK 3,47 dari Program Studi Desain Grafis Fakultas Vokasi. Sebelum diwisuda, Elo sudah diterima bekerja di dua tempat, yakni di AIDRAN (Australia-Indonesia Disability Research) yang berpusat di Australia dan sebuah industri Kreatif yang berlokasi di Malang sebagai social media officer dan content making.

Disabilitas daksa pada kedua tangan tidak menjadikan alasan untuk membatasi diri. Selama kuliah Elo aktif mengikuti berbagai organisasi, di antaranya Eksekutif Mahasiswa pada bidang Advokasi, dan UKM Forum Mahasiswa Peduli Inklusi (FORMAPI) di bidang Humas.

Ia bahkan pernah menjadi MC di konferensi internasional yang diadakan oleh AIDRAN-FH UB pada tahun 2019 yang mengantarkannya diterima bekerja di NGO tersebut.

"Konferensi yang diadakan tentang Interns Conference on Disability Rights. Saat itu saya satu-satunya mahasiswa difabel yang fasih berbicara bahasa Inggris di depan banyak orang, sehingga diminta menjadi MC. Selanjutnya saya beberapa kali terlibat dalam kegiatan AIDRAN, dan sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bekerja di instansi ini," terangnya.

Dengan minatnya di bidang video editing, Elo ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di bidang minat perfilman.

"Semoga teman-teman difabel bisa lebih semangat dalam meraih impian apapun itu. Karena saat ini lingkungan sosial dan kampus mulai menyediakan fasilitas dan akses untuk teman-teman disabilitas. Dengan adanya akomodasi tersebut, jangan sampai disia-siakan, karena kesuksesan berawal dari hal kecil," pungkas Elo.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads