Profil Singkat 11 Panelis Debat Cawapres Kedua 2024, Ada Akademisi UI-ITB

ADVERTISEMENT

Profil Singkat 11 Panelis Debat Cawapres Kedua 2024, Ada Akademisi UI-ITB

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 18 Jan 2024 17:00 WIB
Debat perdana cawapres yang digelar KPU RI resmi digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta. Acara dimulai dengan pemaparan visi-misi dan program kerja masing-masing cawapres. Simak pemaparan Gibran Rakabuming Raka, Mahfud Md, hingga Muhaimin Iskandar di sini.
Cawapres di Pilpres 2024. Foto: KPU
Jakarta -

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan daftar panelis untuk debat cawapres kedua pada Minggu (21/1/2024) mendatang. Total panelis kali ini yakni sebanyak 11 orang.

"Untuk panelis kami sudah mendapatkan konfirmasi kesediaan dari 11 orang," kata Komisioner KPU RI August Mellaz di kantor KPU RI Menteng, Jakarta Pusat, dilansir dari detikNews, Kamis (18/1/2024).

Sama seperti pada debat sebelumnya, panelis di debat cawapres kedua ini berasal dari pakar hingga akademisi dari kampus dan lembaga. Siapa saja mereka? Simak profil singkat 11 panelis debat cawapres kedua berikut ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Singkat 11 Panelis Debat Cawapres Kedua 2024

1. Abrar Saleng (Ahli Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam Universitas Hasanudin)

Abrar adalah dosen aktif di Universitas Hasanudin (Unhas). Berdasarkan catatan di laman Unhas, Abrar mempunyai 641 sitasi publikasi ilmiah dan banyak melakukan riset soal hukum pertambangan.

ADVERTISEMENT

Ia telah menulis artikel bertajuk Traditional shipping transport safety case study: Phinisi fleet (A study on stability, strength and human resources) (9 Sitasi), Hubungan Hukum antara Pemerintah dengan Badan Usaha Swasta dalam Berbagai Pola Kontrak Kerjasama Pengusahaan Pertambangan (8 Sitasi), dan lainnya.

2. Arie Sujito (Sosiolog Pedesaan/Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada)

Dikutip dari laman UGM, Arie sering terlibat riset di pusat studi Pedesaan dan Kawasan UGM, di Institute for Research and Empowerment (IRE). Ia juga aktif di jaringan masyarakat sipil untuk demokratisasi.

Arie juga menjabat sebagai kepala Social Research Centre (Sorec) UGM; Sekretaris Jenderal Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) 2019-2023. Kecintaannya terhadap politik melahirkan karya buku berjudul Secangkir Politik (2019), Tonggak Politik (2020), dan Siasati Covid (2021).

3. Arif Satria (Ahli Ekologi Politik dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Rektor Institut Pertanian Bogor)

Arif kini menjabat sebagai rektor IPB. Sebelumnya ia juga merupakan mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi Pertanian IPB dan S2 Sosiologi Pedesaan IPB sebagaimana dikutip dari laman IPB.

Selama mengajar di IPB, Arif meraih penghargaan Dosen Berprestasi III IPB, Satyalancana 10 tahun pada tahun 2013, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Mendikbud, dan masih banyak lagi.

4. Dewi Kartika (Ahli Agraria/Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria)

Dewi aktif dalam menyoroti isu agraria di Indonesia. Dalam buku Catatan Akhir Tahun 2015, oleh Konsorsium Pembaruan Agraria ia menyebut konflik agraria lampau (laten), atau pun konflik baru adalah gambaran nyata bahwa sumber-sumber agraria belum sepenuhnya berada di tangan masyarakat.

"Karena hanya reforma agraria yang dapat memastikan rakyat tani korban kebijakan agraria masa lalu dan masa kini di berbagai wilayah konflik agraria di Tanah-Air mendapatkan haknya atas tanah secara berkeadilan," kata Dewi.

5. Fabby Tumiwa (Ahli Transisi Energi/Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform)

Melansir laman IESR, Fabby merupakan pendiri IESR pada 2006 dan memimpin lembaga tersebut sejak didirikan. Lewat IESR, ia aktif melakukan kajian dan advokasi kebijakan dan regulasi energi.

Sehingga ia aktif memberikan nasihat kepada lembaga pemerintah Indonesia, perusahaan bisnis, organisasi non-pemerintah, dan organisasi pembangunan terkait kebijakan energi hingga kebijakan perubahan iklim.

6. Hariadi Kartodihardjo (Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup / Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor)

Melansir laman IPB, selain sebagai pengajar di IPB, Hariadi juga dipercaya sebagai Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Kebijakan Tata Kelola dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan sebagai Tenaga Ahli Kajian Perum Perhutani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

7. Ridwan Yahya (Ahli Kehutanan dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu)

Ridwan kini aktif mengajar di Unib sebagai Guru Besar Teknologi Hasil Hutan, seperti dikutip dari laman Unib. Kecintaannya terhadap dunia kehutanan dimulai sejak ia mengambil S1 Kehutanan Universitas Hasanudin.

Selama 2020-2022 ia juga merupakan Kepala Pusat Pengembangan Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi. Dalam melakukan riset, ia sering melakukan kunjungan penelitian ke Kyoto University.

8. Rukka Sombolinggi (Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara / Ahli Masyarakat Adat)

Dikutip dari laman aliansinya, Rukka merupakan aktivis yang sering memperjuangkan perampasan hak masyarakat adat. Perempuan kelahiran Toraja ini juga handal melihat masalah masyarakat adat dari kacamata hukum dan politik.

Rukka sendiri adalah lulusan S1 dari Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin dan S2 dari Fakultas Ilmu Politik, Chulalongkorn University di Bangkok.

9. Sudharto P Hadi (Pakar Manajemen Lingkungan/Rektor Universitas Diponegoro 2010-2015)

Rektor Undip ini aktif mengajar di jenjang S1, S2, juga S3. Melansir laman Undip, Sudharto fokus mengkaji perencanaan/manajemen lingkungan, etika lingkungan dan resolusi konflik lingkungan.

Di luar Undip, Sudharto adalah peneliti Peneliti untuk Legal Empowerment and Industrial Pollution kerja sama China dan Van Vollenhoven Institute (VVI), Leiden University Netherlands, Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang, Pengawas Yayasan Bina Kehidupan Lestari Semarang, dan Anggota Kelompok Kerja Forum Karst Sukolilo,

10. Sulistyowati Irianto (Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia)

Dalam laman UI, disebutkan Sulistyowati juga merupakan visiting researcher/professor di beberapa kampus luar negeri seperti Kyoto University (2007-2009), Leiden Law School (2010-2023) dan The Hague (2012).

Ia punya ketertarikan terhadap masalah gender dan hukum di Indonesia. Beberapa penghargaan yang diperoleh Sulistyowati di antaranya Cendekiawan Berdedikasi dari Kompas (2014), Soetandyo Wignjosoebroto Award dari Universitas Airlangga (2015), dan lain-lain.

11. Tubagus Furqon Sofhani (Ahli Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Institut Teknologi Bandung)

Mengutip laman ITB, Tubagus kini menjabat sebagai dosen juga Lektor Kepala di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB.

Ia mempunyai riwayat pendidikan S1 ITB, S2 Institute of Social Studies, Den Haag - Belanda, dan S3 University of Illinois, Illinois - Amerika Serikat. Sebagaimana pengajar kampus lain, Tubagus juga aktif melakukan riset dan publikasi artikel ilmiah.

Demikian profil singkat 11 panelis debat cawapres kedua pada 21 Januari 2024 mendatang. Siapa sosok yang membuat detikers penasaran?

(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads