Awal mula ide bisnis MarmorStuff berasal dari tumpukan limbah potong marmer di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Melihat hal itu, Ketua tim MarmorStuff Salsabila Dhita Nurani berusaha mencari cara untuk memanfaatkan ulang limbah tersebut.
"Limbah marmer tadi memiliki corak dan warna yang cantik, sayang bila tidak dimanfaatkan dan dibiarkan mengotori lingkungan begitu saja," ungkapnya dalam laman ITS, Selasa (16/1/2024).
Bersama anggota tim Marmorstuff yakni Zaky Ahmad Mubaarok, Arvia Khosyi Pratista, Aisyah Nabila Zein, dan Muhammad Muzakky, Dhita mengolah ulang limbah menjadi produk furnitur dan home decor yang ramah lingkungan. Dhita dan tim juga menggandeng para perajin marmer lokal di Tulungagung.
Proses produksi MarmorStuff menerapkan teknik upcycle, yakni teknik daur ulang limbah tanpa mengubah bentuk aslinya.
"Dengan upcycle, kami tidak memerlukan alat khusus dengan biaya tinggi sehingga produknya nanti akan lebih murah dan lebih ramah lingkungan," terangnya.
Proses Pembuatan Furnitur dari Limbah
Limbah sisa potongan marmer mula-mula diklasifikasi menurut corak dan warnanya. Kemudian dilakukan penataan potongan marmer dalam cetakan. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses pengeringan selama tiga hari sebelum produk diamplas dan diberi lapisan luar.
Dhita dan tim telah memproduksi produk furnitur berupa meja dan kursi kafe, serta produk home decor berupa nampan dan tatakan gelas.
"Dengan teknik yang sama, kami bisa menghasilkan produk yang bervariasi sesuai dengan permintaan konsumen," paparnya.
Untuk mempromosikan produknya, tim ikut serta dalam pameran nasional dan internasional.
"Kami telah berhasil menjual produk kami pada pameran DECORINTEX 2023 yang berskala nasional dan IFFINA (Indonesia Meubel & Design Expo) 2023 untuk yang skala internasional," ujar Dhita.
Inovasi MarmorStuff sukses membawa pulang medali perak pada kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 pada tahun 2023 lalu.
"Harapannya, usaha ini dapat membantu para perajin marmer dan mengurangi pencemaran akibat limbah sisa marmer di Tulungagung," harap Dhita.
(nir/nwk)