Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam pelayanan publik di Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Bagaimana cara kerjanya?
Tim dari ITS itu menghadirkan pengelolaan data yang efisien guna mendukung pelayanan publik. Dosen pembimbing tim Dr Techn Prasetiyono Hari Mukti menjelaskan, SDPPI Kominfo RI seringkali berurusan dengan agenda persuratan. Namun tak jarang terdapat permintaan yang tidak sesuai atau aplikasi yang tidak termonitor.
"Karena itu, pemanfaatan kecerdasan buatan ditinjau untuk menghadirkan pengelolaan data yang lebih baik," jelasnya dalam laman ITS, Jumat (29/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan bahwa AI dapat diaplikasikan untuk mempermudah proses pembacaan dokumen. Dokumen juga akan lebih mudah disusun lewat bantuan AI.
"Beberapa teknologi seperti machine learning yang disertai dengan Optical Character Recognition (OCR) digunakan untuk menghadirkan solusi berdasarkan permasalahan yang ada," ungkap dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi ITS ini.
Cara Kerja AI dalam Pelayanan Kominfo
Cara kerja sistem dimulai dari citra dokumen yang melalui proses OCR. AI akan mengekstraksi teks yang ada menjadi bahasa yang dapat dibaca oleh mesin.
"Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasikan konten teks secara otomatis menjadi beberapa kategori yang telah ditentukan," papar Ketua tim Muhammad Ali Akbar.
Beberapa masukan pada dokumen kemudian diubah menjadi teks dan langsung terhubung ke database yang ada. Proses ini menggunakan perangkat lunak Azure Machine Learning dan Power Automate.
"Tahapan ini memang kerap digunakan di bidang pengelolaan data, namun tantangannya adalah menyesuaikan dengan data sesuai yang ada di SDPPI Kominfo RI," jelasnya.
"Tentu digitalisasi ini akan membuat pengelolaan data yang lebih praktis dan ringkas ketimbang penggunaan dokumen fisik," imbuhnya.
Tak sendiri, Ali juga ditemani beberapa mahasiswa lintas angkatan yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi ITS dan Departemen Teknik Elektro ITS. Yakni Muhammad Rifqi Firmansyah, Achmad Raygan Purnomo, I Gusti Rai Hazel Nakhwah Handrata, dan Daniel Rodearman Sihombing.
Ke depannya, Ali berharap sistem ini dapat dikembangkan untuk melihat keabsahan dokumen hingga integrasi peta guna memvisualisasikan data koordinat pada dokumen.
"Tentu ini menjadi langkah awal bahwa digitalisasi data berbasis kecerdasan buatan dapat membantu pelayanan publik," tegasnya.
Inovasi yang dibuat Ali dan tim telah berhasil meraih juara pertama pada ajang BOTcamp Artificial Intelligence (AI) Use Case SDPPI bidang Spektrum Frekuensi Radio Kominfo RI, beberapa waktu lalu.
(nir/nwk)