.webp)
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi internasional terbesar di dunia. Seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yakni Ariel Syalia Prananda beruntung karena dapat merasakan magang di sana.
Ariel membagikan pengalaman magangnya di kantor PBB Indonesia. Ia menjalani magang di organisasi internasional tersebut selama empat bulan.
"Aku ambil magang di UN Information Center atau Pusat Informasi PBB di Jakarta. UNIC itu semacam agensi dibawah PBB Indonesia yang bergerak di bidang komunikasi. Tujuan dari magang di UNIC adalah untuk berkontribusi menginformasikan kegiatan yang PBB pada masyarakat," jelas Ariel dikutip dari laman Unair, Senin (8/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Ariel memutuskan untuk magang di PBB Indonesia karena ia sudah menginjak semester 7. Saat ini ia hanya bertugas menyelesaikan skripsinya.
Daftar Magang Saat KKN
Ariel mengatakan proses untuk bisa magang di PBB Indonesia layaknya seleksi di perusahaan lain. Namun, hal yang menarik baginya adalah kesempatan magang di PBB datang saat ia tengah Kuliah Kerja Nyata (KKN).
"Menariknya aku melalui proses seleksi dan wawancara itu waktu masih KKN. Aku sudah nggak berekspektasi apa-apa karena aku menjalani wawancara di desa dengan sinyal yang terbatas. Walau begitu, bersyukur bisa lolos dan dapat kesempatan magang," tuturnya.
Saat dinyatakan lolos, Ariel sangat senang karena akhirnya ia bisa menikmati bekerja di organisasi kemanusiaan. Kesukaannya mendalami isu kemanusiaan pun menjadi alasan Ariel nekad daftar magang.
"Aku merasa tertarik untuk bekerja di PBB karena apa yang dilakukan oleh PBB bisa memberikan dampak pada banyak orang. Selain itu, PBB adalah tempat yang tepat bagi aku pribadi untuk menyalurkan minat dan cita-citaku selama ini," tutur Ariel.
Kerja di Lingkungan Bertaraf Internasional
Selama magang di Kantor PBB Indonesia, Ariel mendapatkan pelajaran banyak pelajaran penting. Tak cuma teori, Ariel belajar langsung bagaimana cara menjadi profesional saat bekerja.
"Sebagai satu-satunya intern di kantor, aku merasa harus lebih berbaur dengan karyawan yang memiliki perbedaan usia dan budaya yang berbeda. Ditambah dengan lingkungan kerja PBB yang bertaraf internasional jadi aku berupaya menyesuaikan diri dengan orang-orang dari berbagai negara yang bekerja di sana," terangnya.
Ariel juga menjadi dekat dengan isu-isu internasional yang saat ini tengah terjadi. Baginya, isu tersebut membuat jiwa kemanusiaannya menjadi tantangan dan dapat menjadi kenangan tersendiri setelah magang selesai.
"Hal menantang dari magang ini salah satunya adalah aku bergabung ketika kantor PBB sedang banyak agenda penting seperti KTT ASEAN, konflik Palestina-Israel, masuknya pengungsi Rohingnya, dan acara UNESCO x Seventeen," kata Ariel.
"Melalui magang ini, aku menjadi belajar lebih bertoleransi, mendapat banyak masukan dari orang-orang yang lebih profesional, dan menjadi tahu gambaran karir kalau ingin bekerja pada bidang ini," sambungnya.
(cyu/pal)
