Pada Pemilu 2019, jumlah kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mencapai 894 orang sementara 5.175 orang mengalami sakit. Kasus tersebut menjadi sorotan bagi Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Prof dr Dewi Sumaryani Soemarko mengatakan banyak faktor yang menyebabkan kasus itu terjadi. Beberapa di antaranya faktor individu petugas, pekerjaan, dan lingkungan kerja.
Ia menyebut faktor lingkungan kerja bisa dipengaruhi kondisi tenda dan lama kerja yang bisa mencapai 18 jam. Selain itu, penelitian mengungkap kelebihan kerja pun turut menyebabkan banyaknya petugas KPPS yang tumbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun masih ada faktor lain seperti kepemimpinan dan komunikasi antar anggota tim dengan pimpinan KPPS, Dewi menuturkan kelelahan yang menjadi respons stres paling tinggi.
"Hasil penelitian menunjukkan, faktor individu yang didapat berupa tingginya proporsi petugas dengan usia > 60 tahun, berpendidikan rendah, dan memiliki riwayat penyakit saluran pencernaan dan komorbid lainnya. Di samping itu, para petugas umumnya kurang tidur (tidur <6 jam) sebelum hari pemungutan suara," kata Prod dr Dewi, dikutip dari laman UI, Jumat (29/12/2023).
Rekomendasi Keselamatan Kerja bagi Petugas KPPS 2024
Melihat banyaknya kasus petugas KPPS tumbang pada Pemilu 2019, Dewi bersama tim dari FKUI telah memetakan faktor risiko dan memberikan rekomendasi keselamatan kerja bagi petugas KPPS 2024.
Rekomendasi ini telah diajukan langsung oleh Dekan FKUI Prof dr Ari Fahrial Syam kepada KPU RI yang diwakili Kepala Biro Hubungan Antar Lembaga KPU RI Dohardo Pakpahan pada Kamis (21/12/2023) di Kantor KPU RI, Jl. Imam Bonjol No. 29, Jakarta.
Saran FKUI tersebut disambut baik oleh Dohardo. Menurutnya, langkah ini sangat diperlukan mengingat petugas KPPS 2024 jumlahnya besar.
"Selanjutnya, perlu dilakukan rapat dengan perwakilan dari Fakultas Kedokteran UI untuk menyampaikan supaya nanti petugas-petugas kita itu semakin tahu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya yang terkait dengan kesehatan. Supaya Pemilu kita ini berhasil, tentu, pahlawan-pahlawan pemilu ini pun (harus) sehat-sehat semua," kata Dohardo
Berikut langkah-langkah antisipasinya:
1. Buat Batasan Jam Kerja
Batasan jam kerja harus diterapkan untuk menghindari kelelahan berat yang bisa dirasakan petugas. FKUI menyarankan untuk tidak melakukan kegiatan secara terus-menerus selama lebih dari 10 jam.
2. Budaya Kerja dan Koordinasi
Budaya kerja dan koordinasi yang baik harus didasari keterbukaan. Jika ada petugas KPPS yang merasa ada keluhan sakit kepala, pandangan kabur, lemah, dan letih diharapkan segera menghentikan pekerjaan dan menghubungi satgas petugas medis kecamatan.
3. Petugas KPPS Harus Sehat
Kriteria ini harus diperhatikan selama seleksi petugas KPPS. Sebaiknya setiap petugas menunjukkan surat keterangan sehat dari puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi jika ada petugas KPPS yang tiba-tiba sakit. Dengan begitu, petugas lain dapat melakukan emergency response.
4. Pengadaan Fasilitas TPS yang Memadai
Langkah ini sangat berpengaruh bagi kondisi fisik para petugas KPPS. Setiap TPS perlu memiliki kipas angin dan toilet serta penyediaan air minum yang diisi secara berkala.
Selain itu, pemilihan TPS harus melihat seberapa baik sirkulasi udara dan kondisi sekitar. Hal ini untuk mengantisipasi becek dan hal-hal yang tidak nyaman saat terjadi hujan.
5. Jalur Komunikasi yang Jelas
Jalur komunikasi yang jelas dapat memudahkan petugas berkoordinasi. Untuk itu, setiap TPS perlu menyediakan handy talky, ruang tunggu, ruang kerja, hingga grup WhatsApp untuk petugas.
6. Memenuhi Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis ini antara lain memperhatikan keamanan pangan, mewaspadai gigitan nyamuk, dan rajin cuci tangan. Langkah suplai makanan diutamakan guna menjaga tenaga petugas KPPS.
Tak hanya jumlah asupan, makanan juga harus dipastikan segar dan tidak basi. Mengerahkan petugas khusus pengolah limbah sampah juga penting untuk memastikan kondisi TPS bersih.
7. Meja, Kursi, dan Troli Angkut Barang
Penyediaan troli penting untuk mengangkut barang berat. Agar perhitungan suara berlangsung nyaman, penerangan, akses listrik, dan pengeras suara diusahakan dalam kondisi baik.
Ketersediaan fasilitas kursi dan meja juga sangat penting agar petugas bisa mendapat tempat sandaran kaki, bisa melakukan mini break dan stretching setiap dua jam sekali. Walaupun banyak duduk, petugas perlu melakukan exercise.
8. Penggunaan Masker
Walaupun Covid-19 sudah usai, tetapi protokol kesehatan tetap perlu diterapkan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi penyebaran virus-virus tertentu dan menyaring bau spidol dan tinta.
(cyu/twu)