Ilmuwan Vaksin Covid Dapat Gelar Profesor Honoris Causa Unair

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Vaksin Covid Dapat Gelar Profesor Honoris Causa Unair

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 20 Des 2023 18:00 WIB
Carina Joe
Ilmuwan RI pengembang vaksin Oxford-AstraZeneca Carina Citra Dewi Joe dikukuhkan sebagai Guru Besar Unair bergelar profesor kehormatan di Kampus Unair pada Rabu (20/12/2023). Foto: YouTube Universitas Airlangga
Jakarta - Ilmuwan pengembang vaksin Oxford-AstraZeneca Carina Citra Dewi Joe dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Biomanufaktur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair), Rabu (20/12/2023).

Salah satu pemilik hak paten vaksin AstraZeneca tersebut kini menyandang gelar profesor kehormatan (honoris causa), dengan gelar lengkap Prof (HC UA) Dr Carina Citra Dewi Joe BSc MSc PhD.

Kabar tersebut disampaikan Ketua Senat Akademik Unair, Prof Djoko Santoso dr PhD SpPD K-GH FINASIM dalam dalam Pengukuhan Guru Besar Unair, disiarkan di kanal YouTube Universitas Airlangga.

"SK Rektor Unair No 1297 UN3 2023 tentang Pengangkatan sebagai Profesor Kehormatan Universitas Airlangga, beliau sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Biomanufaktur. Jumlah dokumen publikasi terindeks Scopus 12, dengan H-index 7," ucap Djoko.

Sempat Berhenti Tekuni Bioteknologi

Djoko merinci, profesor kehormatan Unair tersebut merupakan lulusan S1 Biotechnology dari The University of Hong Kong (HKU) pada 2008. Kelahiran 21 April 1988 tersebut merampungkan S2 Master of Science in Biotechnology pada 2013 dan S3 Doctor of Philosophy in Biotechnology dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) pada 2019.

Dikutip dari laman Unair, Carina mengaku sempat berhenti menekuni bidang bioteknologi. Namun, ia memutuskan kembali ke bidang sains untuk menjadi ilmuwan.

"Saya sempat berhenti dari dunia bioteknologi karena mengambil sekolah memasak atas perintah orang tua saya, tapi saya merasa tidak nyaman. Saya memutuskan kembali pada cita-cita awal saya untuk menjadi ilmuwan," tuturnya.

Ia lalu lanjut studi di bidang bioteknologi S2 dan S3 di RMIT, Australia. Keterlibatan dalam proyek pengembangan vaksin, termasuk vaksin hepatitis B, kemudian mengantarkan ia pada tawaran bergabung sebagai research scientist di The Jenner Institute, Nuffield Department of Medicine, University of Oxford di UK.

The Jenner Institute bergerak di bidang perancangan dan pengembangan vaksin. Uniknya, dalam lingkungan akademik, lembaga penelitian ini dapat memproduksi vaksin sendiri untuk trial klinis Fase 1 dan 2 dengan Good Manufacturing Practice Uni Eropa (EU GMP) lewat Clinical BioManufacturing Facility (CBF) yang terotorisasi Medicine and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), seperti dikutip dari laman resminya.

Produksi Vaksin

Pada 2020 lalu, Carina terlibat dalam pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca. Ia menuturkan, pada 2020, ia dan rekan-rekan semula diminta menyiapkan produksi GMP vaksin SARS-CoV-2 sebesar 200 liter melihat potensi risiko kasus di China akan menjadi pandemi.

"Pada Januari 2020, para pemimpin riset di Jenner sudah diberi tahu akan potensi wabah di UK, jadi sudah harus punya batch kecil virus untuk mulai membuat plasmid untuk virus," tuturnya, dikutip dari University of Oxford Podcasts.

"(Tantangannya) pertama, kami tidak punya cukup perlengkapan untuk memproduksinya, hehe. Saya awalnya mengira ini hanya bercanda, karena yang kami punya di lab kami adalah bioreactor tradisional yang sangat tua, ini impresi pertama saya," tuturnya. "Jadi kami mendirikan lab baru."

Setelah riset dan uji bertahap, vaksin AstraZeneca lalu diproduksi massal dan didistribusikan secara global, termasuk di Indonesia. Carina mengatakan, berdasarkan studi OJ Watson dan rekan-rekan di The Lancet Infectious Disease 2022, vaksin AstraZeneza-Oxford menjadi vaksin Covid-19 yang paling banyak menyelamatkan nyawa pada pandemi 2021, sekitar 5 juta - 7 juta jiwa.

Capaian ini disusul Pfizer-BioNTech (5 juta - 7 juta jiwa), Sinovac (CoronaVac) sekitar 1 juta - 2 juta jiwa, dan Moderna (1 juta - 2 juta jiwa).

"Berdasarkan analisis pada 79 studi empiris, vaksin Covid-19 ini mampu menurunkan tingkat kematian dan mengurangi tingkat keparahan penyakit tersebut. Ini memperkuat posisi vaksin ini sebagai senjata kuat untuk melawan penyakit infeksius tersebut," tutur Carina dalam orasi ilmiahnya, nnovative Strategies for Preventing and Overcoming Pandemics: Integrating Technology and Human Expertise.

AI dan Revolusi Imunisasi

Carina menuturkan, kecerdasan buatan (AI) dapat bantu menganalisis data sasaran vaksin dengan cepat. AI juga dapat dijadian alat memprediksi pandemi masa depan dan mempercepat pengembangan vaksin.

Lebih lanjut, pada era imunisasi terfokus, Carina mengatakan AI dapat membantu penyediaan vaksin terpersonalisasi. Kelebihan ini memungkinkan peningkatan efektivitas vaksin dan penurunan efek sampingnya.

"AI bisa dengan cepat menganalisis dataset besar, menelusuri informasi genetik untuk mengidentifikasi target vaksin potensial, determinan antigen, dan kandidat vaksin. Rancangan vaksin berbasis AI tidak hanya meningkatkan kemampuan kita merespons pandemi saat ini, tetapi memprediksi pandemi di masa depan," jelasnya.

"Kemampuan AI untuk membuat model prediktif dan terpersonalisasi membuka pintu era imunisasi yang lebih fokus pada kebutuhan tiap individu. Kemajuan teknologi vaksin, kolaborasi internasional, dan pertimbangan etik menjanjikan masa depan penanganan potensi pandemi masa depan," sambungnya.

Pemajuan Vaksin di RI dan Kepercayaan Warga

Carina mengatakan, pemajuan vaksin di Indonesia salah satunya dapat dilakukan dengan investasi dalam riset dan pengembangan vaksin lokal sehingga tidak bergantung pada impor. Integrasi AI dan teknologi dalam pengembangan vaksin juga mempercepat prosesnya

Sementara itu, sambungnya, edukasi publik yang lebih luas dan bekerja sama secara global penting untuk memungkinkan akses vaksin yang adil.

"Dengan investasi pada cutting-edge research and development, kita bisa mengembangkan vaksin yang lebih efektif, lebih aman, dan lebih terjangkau," ucapnya.


(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads