Pendidikan vokasi semakin berjaya di dunia inovasi dan teknologi seperti yang dilakukan oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Fokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan Indonesia, baru-baru ini PENS memberikan terobosan terbaru bernama IFARA.
IFARA dijelaskan sebagai perangkat portabel dan kompetibel yang dapat memonitor berbagai hal penting dalam teknologi kendaraan ramah lingkungan. Berbagai unsur yang dapat dimonitor adalah volume air, suhu, tegangan, arus, dan produksi gas hidrogen secara real time. Canggihnya, pengguna dapat memonitor hal tersebut melalui gawai mereka baik handphone ataupun laptop loh.
Sudah Dimulai Sejak Tahun 2017
Diketahui, IFARA merupakan hasil dari penelitian penugasan yang dilaksanakan oleh grup riset Bio-Electrochemistry System, Program Studi Sistem Pembangkitan Energi, Departemen Teknik Mekanika Energi, PENS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari keresahan penggunaan bahan bakar fosil kendaraan yang terus meningkat dan polusi udara, riset ini sudah dimulai sejak tahun 2017. Seiring berjalannya waktu, riset terus dikembangkan hingga menggunakan green hydrogen car sebagai solusinya.
Riset ini dilakukan oleh empat dosen Sistem Pembangkitan Energi, yaitu Rif'ah Amalia, Fifi Hesti S, Hendrik Elvian, Prima Dewi P. Tak hanya dosen, mahasiswa juga ikut mengambil peran yaitu, Firdaus Fudholi, Apriliyona Patrisia, M Daffa, dan Putri Dwi.
Cara Kerja IFARA
Rif'ah Amalia menjelaskan, IFARA bekerja dengan memanfaatkan proses elektrolisis yang mentransformasi air bebas mineral menjadi gas hidrogen dan oksigen. Proses ini juga memanfaatkan sumber renewable energy yakni fotovoltaik.
Peralatan fotovoltaik yang terintegrasi dengan IFARA adalah panel surya cell yang disusun secara seri atau paralel di atap mobil. Alat ini juga disatukan menjadi modul surya. Melalui aplikasi fotovoltaik, panel surya dapat mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Sedangkan gas hidrogen yang juga dihasilkan dari IFARA akan digunakan secara hibrida dengan bahan bakar bensin maupun diesel pada mobil ataupun motor. Kelebihannya adalah emisi gas buang yang dihasilkan akan jauh lebih ramah lingkungan dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat. Tingkat efisiensinya pun lebih tinggi dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar fosil saja dan tentu lebih hemat hingga 60%.
"Penghematan bisa dilakukan hingga 40-60% dari yang seharusnya," kata Rif'ah dikutip dari rilis resmi di laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jumat (15/12/2023).
Seluruh proses ini diintegrasikan dalam sebuah aplikasi agar lebih mempermudah pengguna. Sehingga pengguna bisa memonitori dan mengetahui berapa tegangan hingga gas hidrogen yang keluar dengan jarak tempuh tertentu melalui ponsel dan laptop.
Kabar baiknya, IFARA akan segera diproduksi secara massal dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Risetnya sendiri telah mengantongi hak kekayaan intelektual (HKI) mengenai Penghasil Gas Hidrogen pada 26 September 2023 lalu.
Jadi, apakah detikers berminat menggunakan IFARA?
(det/nwk)